Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tiba-tiba Tak Bisa Menahan Tangis saat BAB? Ini Penjelasannya

KOMPAS.com – Menangis adalah salah satu respons tubuh alami yang terjadi saat kita mengalami emosi sedih, frustrasi, maupun bahagia. Menangis juga sering terjadi ketika kita merasakan kesakitan.

Namun bagaimana jika seseorang menangis karena buang air besar (BAB)?

Tapi, kondisi menangis ini bukan terjadi karena rasa sakit saat BAB. Menangis di sini maksudnya mata mengeluarkan air mata secara tidak sadar.

Mungkin Anda tidak percaya, tapi kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja.

Dilansir Healthline, Selasa (12/5/2020), kondisi ini bahkan sempat viral dan dirasakan beberapa orang di komunitas Reddit.

Mereka menuturkan, perasaan ini muncul secara involuntary (tidak sadar) dan tidak merasakan sakit sama sekali.

Niket Sonpal, seorang Gastroentrologis, berbagi pandangannya kepada Well+Good, Senin (9/3/2020). Menurutnya, kondisi ini terjadi karena adanya tekanan intra abdominal (IAP) untuk membantu rektum atau bagian akhir dari usus besar mengeluarkan kotoran.

“IAP merupakan kondisi tekanan alami dan wajar terjadi di dalam perut. IAP berfluktuasi sepanjang hari, tergantung pada pola pernapasan dan faktor lainnya,” katanya kepada Well+Good.

Penasihat medis dari Healthline, Cynthia Taylor Chavoustie juga memaparkan bahwa tekanan yang dialami usus ketika BAB, berbarengan dengan pernapasan teratur.

Hal itu membuat saraf dan pembuluh darah tegang, sehingga mengakibatkan produksi air mata oleh kelenjar lakrimal.

Selain itu, tekanan perut ini juga dapat meningkatkan tekanan di kepala dan menghasilkan air mata. Hal ini terjadi karena kelenjar lakrimal terjepit oleh tekanan di kepala sehingga menghasilkan air mata.

Hasilnya, Anda mungkin akan mengalami sakit kepala primer. Kondisi ini biasanya terjadi ketika seseorang meregangkan otot perut.

Perasaan “puas” melepas kotoran

Dokter Sonpal mengatakan, kondisi menangis saat BAB biasa dikenal dengan poo-phoria atau perasaan puas ketika berhasil membuang kotoran dari rektum.

“Sindrom ini belum diketahui secara benar. Namun, bagi sebagian orang, BAB bisa membuat rektum bengkak dan merangsang saraf vagus,” jelas Niket.

Sebagai catatan, saraf vagus merupakan saraf terpanjang dalam tubuh manusia. Saraf ini secara langsung menghubungkan otak dan sistem gastrointestinal atau pencernaan.

Saraf tersebut merupakan saraf kranial utama yang mengirimkan sinyal dari usus ke otak dan punggung. Selain itu, saraf ini memiliki dua fungsi, yakni sebagai saraf sensorik (mencium baru, mendengar, dan melihat) dan motorik (pergerakan otot).

Jadi, ketika terjadi peregangan pada otot dan saraf vagus saat mengejan, Anda sebenarnya memberikan sinyal kepada otak berupa “perasaan lega” berhasil mengeluarkan kotoran dari rektum.

Menurut Sonpal, stimulasi yang terjadi melibatkan saraf vagus tersebut hampir mirip dengan orgasme.

Meski tidak berbahaya, Sonpal mengatakan untuk tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan dan minuman sehat agar proses pencernaan di dalam perut berjalan lancar.

“Ingat untuk mengonsumsi makanan berserat, minum air putih delapan gelas per hari, dan mengurangi makanan dan minuman penyebab diare, seperti kafein, susu, serta alkohol,” kata Sonpal.

https://health.kompas.com/read/2021/02/09/060000668/tiba-tiba-tak-bisa-menahan-tangis-saat-bab-ini-penjelasannya

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke