Melansir Johns Hopkins Medicine, kejang dapat terjadi saat ada ledakan aktivitas listrik yang tidak terkontrol di sel saraf otak.
Hal itu bisa menyebabkan otot berkontraksi serta rileks berulang kali sampai memicu perubahan fisik.
Serangan kejang yang terjadi bisa berbeda-beda pada setiap penderita. Terkadang kejang bisa membuat tubuh penderitanya kaku, berkedut, lemas, sampai hilang kesadaran.
Hal itu dipengaruhi penyebab kejang dan bagian otak yang terlibat serangan. Dilansir dari MedlinePlus, gejala kejang bisa berupa:
Gejala kejang dapat berhenti setelah beberapa menit, terkadang serangan bisa datang lagi setelah beberapa menit.
Terkadang, penyebab kejang tidak diketahui secara pasti. Kondisi ini disebut kejang idiopatik.
Kejang biasanya terjadi pada anak-anak saat demam, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan lansia mengalami kejang.
Serangan kejang yang berulang bisa jadi tanda epilepsi. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang sering kejang atau punya gangguan epilepsi.
Pertolongan pertama saat kejang
Kejang kebanyakan bisa berhenti dengan sendirinya. Tapi, saat kejang seseorang rentan cedera atau terluka karena kehilangan kontrol tubuh.
Berikut beberapa pertolongan pertama saat kejang yang bisa membantu penderita:
Saat mendapati penderita kejang, hindari beberapa hal berikut
Segera hubungi layanan medis darurat apabila kejang berlangsung lebih dari dua menit, penderita mengalami gangguan perilaku atau pingsan setelah serangan kejang, serangan kejang berulang, dan penderita kejang dalam kondisi hamil serta diabetes.
https://health.kompas.com/read/2021/02/18/180600068/20-penyebab-kejang-dan-pertolongan-pertama-untuk-penderita