KOMPAS.com – Beberapa orang khususnya kaum wanita mungkin masih menganggap jika segera membilas atau mencuci vagina setelah berhubungan seks dapat mencegah kehamilan.
Apakah Anda termasuk juga yang berpikir demikian?
Jika iya, apakah pandangan mengenai mencuci vagina bisa mencegah kehamilan benar adanya?
MelansirWebMD, mencuci vagina dengan air atau cairan lain tidaklah berfungsi sebagai kontrasepsi.
Hal itu berlaku juga untuk penggunaan douche, yaitu kantong dengan selang atau semprotan yang berfungsi untuk menyemprotkan cairan pada area kewanitaan.
Seperti diketahui, sperma dapat berenang dengan cepat.
Artinya, ketika Anda bergegas ke kamar mandi setelah berhubungan seks untuk mencuci vagina, Anda tidak akan bisa mengalahkan pergerakan sperma menuju sel telur.
Begitu juga saat saat Anda mencoba melakukan douching vagina (menggunakan douche).
Sangat mungkin banyak dari sperma telah memasuki rahim saat Anda melakukan douching tersebut.
Faktanya, douching malah bisa mendorong lebih banyak sperma ke atas.
Selain itu, douching juga dapat meningkatkan risiko infeksi vagina dan infeksi menular seksual.
Lantas, bisakah sperma dikeluarkan dari vagina setelah berhubungan seks?
Perlu dipahami, sperma adalah sel reproduksi pria yang bisa hidup di dalam vagina hingga 7 hari.
Melansir Medical News Today, begitu sperma ini memasuki rahim, tidak ada cara yang terbukti secara ilmiah untuk bisa mengeluarkannya.
Antara beberapa menit hingga beberapa jam setelah hubungan intim, beberapa cairan air mani memang bisa keluar dari vagina.
Meskipun beberapa di antaranya mungkin mengandung sperma, cairan itu kebanyakan terdiri dari campuran protein dan vitamin dari ejakulasi.
Jadi, sangat mungkin ada banyak sperma yang sudah menuju sel telur setelah proses penetrasi.
Beberapa orang mungkin menganggap mencuci vagina bisa mencegah kehamilan.
Logika di balik pikiran itu adalah bahwa mencuci atau membilas vagina akan bisa membasuh air mani atau sperma keluar. Namun, cara ini tidak akan berhasil karena air tidak akan dapat mencapai rahim.
Beberapa cara berikut juga dianggap dapat mengeluarkan air mani dari vagina. Tapi, nyatanya, belum ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut.
Beberapa teknik yang mungkin diusulkan itu, meliputi:
Beberapa orang secara keliru percaya bahwa buang air kecil setelah berhubungan seks dapat mengeluarkan sperma dari vagina.
Namun, saat urine keluar dari lubang kecil yang disebut uretra, buang air kecil setelah berhubungan seks tidak akan mengeluarkan sperma dari vagina.
Ada wanita mungkin akan mandi untuk mencoba mengeluarkan air mani dari vagina mereka, tetapi ini tidak mungkin berhasil.
Itu karena, sekali lagi, air tidak akan dapat mencapai air mani di dalam rahim.
Beberapa orang percaya bahwa memasukkan cuka ke dalam vagina dapat membunuh sperma karena tingkat keasaman cuka yang tinggi.
Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan hal ini.
Memasukkan cuka ke dalam vagina malah dapat menyebabkan iritasi.
Hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa ada cara efektif untuk mengeluarkan air mani dari vagina.
Jika seseorang mencoba mengeluarkan air mani dari vagina untuk mencegah kehamilan, mereka harus menghubungi dokter.
Dokter mungkin dapat meresepkan kontrasepsi darurat dengan mengonsumsi pil.
Sering disebut sebagai morning-after pill, pil ini mengandung hormon yang dapat dikonsumsi wanita setelah melakukan hubungan seks.
Morning-after pill bekerja dengan menghentikan ovarium untuk melepaskan sel telur.
Dimungkinkan bagi wanita untuk menggunakan morning-after pill hingga 5 hari setelah berhubungan seks, tetapi meminumnya lebih awal akan lebih efektif.
https://health.kompas.com/read/2021/02/21/200700968/apakah-mencuci-vagina-setelah-berhubungan-seks-bisa-cegah-kehamilan-