KOMPAS.com - Kebiasaan buang air besar (BAB) masing-masing orang sangat mungkin berbeda.
Tidak ada frekuensi normal pasti kapan seseorang harus pergi ke toilet untuk BAB setiap hari.
Ada orang yang terbiasa BAB sekali dalam sehari.
Ada pula orang yang terbiasa baru BAB dua hari sekali.
Jika frekuensi kebiasaan BAB itu berubah, tapi dalam beberapa hari saja bisa normal lagi, hal tersebut seharusnya tidak jadi kekhawatiran.
Tapi, BAB secara terus menerus lebih dari biasanya dapat menandakan kondisi medis yang mendasari, yang mungkin memerlukan perawatan.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab sering BAB yang bisa saja terjadi:
1. Pola makan
BAB secara teratur adalah tanda positif bahwa sistem pencernaan berfungsi dengan baik.
Melansir Health Line, jika Anda baru saja mengubah kebiasaan makan dan makan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian, Anda mungkin akan melihat peningkatan pergerakan usus.
Hal ini terjadi karena makanan tersebut mengandung jenis serat makanan tertentu.
Serat adalah elemen penting dalam makanan karena bermanfaat di antaranya untuk:
Selain meningkatkan kesehatan sistem pencernaan, diet tinggi serat dapat membantu meningkatkan ukuran tinja dan melembutkannya untuk mencegah sembelit.
Asupan air yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan BAB berlebihan karena air diserap oleh serat dan membantu membuang kotoran dari tubuh.
2. Olahraga
Olahraga teratur atau peningkatan aktivitas fisik dapat memengaruhi pergerakan usus.
Olahraga dapat meningkatkan proses pencernaan dan meningkatkan kontraksi otot di usus besar yang membantu seseorang mengeluarkan kotoran lebih teratur.
Maka dari itu, jika Anda mengalami sembelit, olahraga dapat membantu meringankan gejala dan membuat BAB lebih teratur.
3. Terlalu banyak minum kopi
BAB terus-menerus dapat terjadi saat Anda mengonsumsi kopi berlebihan.
Itu karena kafein yang terkandung dalam kopi dapat merangsang aktivitas otot usus besar.
Kafein menyebabkan efek pencahar dan membantu mengeluarkan kotoran melalui usus besar.
4. Stres
Stres dan kecemasan dilaporkan dapat mengubah jadwal dan kebiasaan BAB seseorang.
Saat Anda mengalami stres yang cukup berat, fungsi tubuh Anda menjadi tidak seimbang dan dapat mengubah proses dan kecepatan pencernaan.
Kondisi ini bisa menyebabkan peningkatan BAB dengan diare.
Di sisi lain, pada beberapa orang, stres dan kecemasan bisa juga menyebabkan pergerakan usus melambat dengan sembelit.
5. Menstruasi
Menstruasi seorang wanita dapat pula memicu lebih banyak BAB.
Para ahli percaya bahwa kadar hormon ovarium yang lebih rendah (estrogen dan progesteron) selama periode haid mungkin terkait dengan prostaglandin rahim dapat memicu kram pada usus besar.
Ketika usus besar Anda kram, Anda cenderung mengalami lebih banyak BAB.
6. Efek samping obat-obatan
Jika Anda baru saja mulai minum obat atau menjalani terapi antibiotik baru, Anda bisa jadi akan mengalami BAB lebih sering.
Sebagai gambaran, antibiotik dapat mengganggu keseimbangan normal bakteri yang hidup di saluran pencernaan Anda.
Sementara, obat lain dapat merangsang pergerakan saluran pencernaan (gastrointestinal). Akibatnya, Anda mungkin mengalami lebih banyak BAB atau mengalami gejala diare.
Antibiotik atau obat-obatan tertentu dapat mengubah keteraturan pergerakan usus selama Anda meminumnya.
Biasanya, tinja encer yang terkait dengan penggunaan antibiotik dapat hilang dalam beberapa hari setelah menyelesaikan perawatan.
Kunjungi dokter segera jika jadwal BAB Anda tidak kembali normal atau disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan termasuk:
7. Penyakit celiac
Alergi atau intoleransi makanan seperti penyakit Celiac dapat membuat Anda mengalami BAB lebih sering.
Penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang menyebabkan tubuh merespons gluten secara negatif.
Gluten ditemukan terutama dalam produk gandum, gandum hitam (rye), dan barley.
Jika Anda memiliki intoleransi gluten karena penyakit Celiac, Anda akan mengalami respons autoimun saat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus kecil dari waktu ke waktu, yang menyebabkan malabsorpsi nutrisi.
Selain BAB yang berlebihan, penyakit Celiac dapat menyebabkan atau terjadi bersamaan dengan gejala tidak nyaman lainnya.
Ini bisa termasuk:
8. Penyakit Crohn
Melansir Medical News Today, Penyakit Crohn adalah salah satu bentuk penyakit radang usus. Ini adalah penyakit autoimun yang dapat menyebabkan peradangan dan ketidaknyamanan di dalam saluran pencernaan, mulai dari dalam mulut sampai ke ujung usus besar.
Peradangan ini dapat menyebabkan sejumlah gejala termasuk:
9. Sindrom iritasi usus besar
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah gangguan pencernaan yang dapat memengaruhi frekuensi BAB Anda.
Ada sejumlah faktor risiko untuk mengembangkan IBS, termasuk seberapa baik Anda memindahkan makanan melalui saluran pencernaan.
IBS juga menyebabkan gejala lain seperti:
10. Diare
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering BAB dengan kondisi tinja encer.
Gejala diare lainnya mungkin termasuk:
Diare dapat terjadi akibat infeksi virus, bakteri, atau parasit. Penyebab pastinya mungkin tidak jelas dalam beberapa kasus.
Sebagian besar kasus diare akan hilang dalam 4 hari.
Sementara itu, seseorang harus istirahat dan minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
Pada dasarnya, pengobatan untuk BAB lebih sering dari biasanya tergantung pada penyebabnya.
Dalam beberapa kasus, banyak BAB itu sehat. Kecuali jika Anda mengalami gejala tambahan, seperti sakit perut yang parah, demam, atau tinja berdarah, Anda kira perlu khawatir dan berkonsultasi dengan dokter.
https://health.kompas.com/read/2021/02/28/060800668/10-penyebab-sering-bab-tidak-seperti-biasanya