BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Imboost
Salin Artikel

Tingkatkan Imunitas Tubuh Saat Berpuasa di Tengah Pandemi dengan Echinacea dan Zinc

KOMPAS.com – Hari pertama bulan Ramadhan jatuh pada hari ini, Selasa (13/4/2021). Untuk menyambutnya, Anda perlu menjaga kesehatan agar tetap prima menjalankan ibadah puasa.

Terlebih, pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Menjaga kebugaran tubuh merupakan langkah terbaik agar tetap terhindar dari penyakit, termasuk Covid-19.

Masalahnya, saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman selama lebih kurang 14 jam setiap hari. Lemas dan lesu pun kerap dirasakan banyak orang ketika berpuasa.

Penyebab utama rasa lemas dan lesu ternyata berhubungan dengan makanan yang dikonsumsi saat sahur. Selain itu, kekurangan cairan tubuh dan minim olahraga juga jadi pemicu lemas dan lesu selama puasa.

Ketiga hal tersebut dapat memicu penurunan kadar hemoglobin pada tubuh. Seperti diketahui, hemoglobin berperan untuk mengikat dan mengedarkan oksigen melalui sel darah merah.

Oleh karena itu, selama menjalankan ibadah puasa, kondisi cairan tubuh perlu dijaga.

Konsumsi air putih, air kelapa, dan susu saat santap sahur maupun buka puasa dapat membantu tubuh tetap terhidrasi.

Kemudian, lakukan olahraga ringan, seperti joging, dengan durasi 150 menit per minggu, sesuai anjuran American Heart Association (AHA). Olahraga ini dapat memompa darah lebih cepat sehingga oksigen bisa mengalir ke seluruh tubuh. Tubuh pun terhindar dari kekurangan kadar hemoglobin.

Asupan nutrisi selama santap sahur dan berbuka pun harus diperhatikan. Makanan yang memiliki indeks glikemik rendah, misalnya beras merah, roti gandum, dan buah kaya serat, seperti kurma serta alpukat, bisa dijadikan menu selama Ramadhan.

Mengonsumsi suplemen

Selain melakukan ketiga hal tadi, tambahan asupan suplemen tetap diperlukan, khususnya bagi orang dewasa dan lanjut usia (lansia). Pasalnya, metabolisme tubuh seiring bertambahnya usia mulai menurun sehingga lebih rentan terserang penyakit.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama saat berpuasa di masa pandemi.

Meskipun saat ini terdapat program vaksinasi, yang di fase pertama diutamakan untuk lansia, tetapi pemerintah tetap menganjurkan masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat.

Adapun ragam gaya hidup sehat yang bisa dilakukan lansia dalam meningkatkan daya tahan tubuh adalah menjaga kebersihan tubuh, mencukupi asupan nutrisi yang baik, dan memanfaatkan suplemen kesehatan serta ramuan herbal atau obat tradisional.

Berdasarkan buku pedoman berjudul Obat Tradisional untuk Memelihara Daya Tahan Tubuh yang terbit pada Mei 2020, tubuh memiliki sistem kekebalan kompleks yang saling terintegrasi antara sel, jaringan, organ, dan mediator terlarut.

Fungsinya adalah untuk mempertahankan tubuh dari serangan benda asing yang mengancam integritas sistem daya tahan tubuh. Menurut buku yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) itu, sistem daya tahan tubuh terdiri dari kekebalan alami (innate immune) dan kekebalan adaptif (adaptive immune).

Aktifasi sistem kekebalan alami melibatkan sel-sel pembunuh alami (natural killer cell), yaitu netrofil atau leukosit). Sementara itu, sistem kekebalan adaptif melibatkan limfosit T dan B dengan menghasilkan antibodi sebagai respons imun.

Pada kondisi tubuh yang baik, reaksi imun alami dan reaksi imun adaptif akan bekerja mempertahankan kekebalan tubuh.

Lengkapi dengan Echinacea dan zinc

Namun, sebelum memilih, pastikan suplemen atau obat tradisional berbahan herbal yang dikonsumsi lansia sudah mendapatkan izin edar BPOM.

Pastikan pula suplemen makanan sudah melalui tahapan uji klinis. BPOM menegaskan bahwa obat tradisional berbahan herbal baru dapat dinyatakan berkhasiat dan efektif digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh jika sudah melalui penelitian ilmiah berupa uji klinis.

Adapun salah satu suplemen berbahan herbal yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan telah teruji klinis adalah suplemen yang mengandung Echinacea purpurea.

Menurut Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni ) Prof Dr dr Iris Rengganis, Sp PD-KAI, Echinacea purpurea berperan sebagai imunomodulator yang dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.

“Dari mekanisme kerjanya, Echinacea purpurea juga dapat digunakan untuk pencegahan penyakit infeksi, salah satunya infeksi pada saluran pernapasan atas dan bawah,” jelas Prof Iris dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (24/3/2021).

Selain itu, Peralmuni juga turut merekomendasikan Echinacea purpurea untuk dikonsumsi pada bulan puasa di tengah masa pandemi.

Hal itu diperkuat oleh opini para ahli Peralmuni dalam acara Expert Meeting Peralmuni tentang Echinacea purpurea yang digelar Sabtu, (12/9/2020). Melalui pertemuan tersebut, para ahli dari Peralmuni menyimpulkan sejumlah hal.

Pertama, sebagai imunomodulator, Echinacea dapat berperan sebagai imunostimulan atau imunosupresan, tergantung pada kondisi sistem imun tubuh seseorang. Bahkan, dalam studi in-vitro lainnya, pemberian Echinacea dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis virus, seperti virus influenza A dan B, virus parainfluenza, dan respiratory syncytial virus (RSV).

Kedua, berdasarkan data dari berbagai studi klinis yang ada, Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu langkah preventif atau terapi komplementer pada awal penyakit selama pandemi untuk menjaga imunitas tubuh.

Adapun dosis pemberian Echinacea purpurea yang dianjurkan sesuai standar BPOM adalah tiga kali sehari untuk sediaan 250 miligram (mg) atau sekali sehari untuk sediaan 1.000 mg.

Selain Echinacea, suplemen yang mengandung zinc bisa dikonsumsi selama puasa. Mineral ini dapat membantu menjaga daya tahan tubuh, menunjang fungsi metabolisme tubuh, dan membantu melindungi diri dari penyakit infeksi paru-paru, seperti flu. Nutrisi ini bahkan juga dapat membantu mengurangi gejala penyakit tersebut.

Makanan atau suplemen yang mengandung zinc dapat mendukung reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh. Zinc juga berperan dalam membantu meningkatkan kemampuan indra perasa dan penciuman.

Zinc juga berfungsi untuk membantu merangsang kinerja sedikitnya 100 jenis enzim lainnya untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah peradangan.

Orang dewasa dapat mengonsumsi zinc 8-11 mg per hari dengan batas aman konsumsi maksimal 40 mg per hari.

Suplemen yang aman dikonsumsi seluruh keluarga

Sebagai informasi, salah satu suplemen yang memiliki kandungan Echinacea purpurea dan bisa dikonsumsi oleh anak umur dua tahun serta lansia adalah Imboost.

Menurut Direktur PT SOHO Industri Pharmasi dan Vice President Research & Development, Regulatory, and Medical Affairs SOHO Global Health Tbk Dr Raphael Aswin Susilo Widodo, ST, MSi, Imboost merupakan produk imunomodulator yang bekerja memodulasi dan mengatur sistem imun tetap pada level optimal.

“Imboost mengandung ekstrak Echinacea purpurea dan zinc picolinate,” ujar Dr Raphael.

Tiap tablet, Imboost mengandung 250 mg ekstrak Echinacea purpurea dan 10 mg zinc picolinate. Jumlah ini sesuai dengan dosis yang dianjurkan BPOM.

Terdapat pula Imboost Force yang mempunyai kekuatan imunomodulator lebih dalam berkat tambahan kandungan ekstrak black elderberry,” kata Dr Raphael.

Menurutnya, black elderberry dapat membantu menghambat replikasi virus. Ekstrak tanaman ini juga dapat membantu menstimulasi peningkatan sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem daya tahan tubuh.

Dengan berbagai kandungan bahan alami tersebut, Imboost aman untuk dikonsumsi oleh lansia di atas 50 tahun selama bulan puasa. Dengan imunitas tubuh yang prima, puasa pun jadi lebih bugar dan bermakna.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Imboost, kunjungi https://imboost.id.

https://health.kompas.com/read/2021/04/13/090600768/tingkatkan-imunitas-tubuh-saat-berpuasa-di-tengah-pandemi-dengan-echinacea

Bagikan artikel ini melalui
Oke