KOMPAS.com - Nyeri punggung bawah dan diare adalah keluhan yang sangat umum terjadi pada banyak orang.
Sekitar 80 persen orang dewasa diperkirakan pernah mengalami nyeri punggung bawah atau low back pain di beberapa kesempatan hidup.
Sementara, diare adalah salah satu gejala yang dapat menyerang siapa saja dari waktu ke waktu.
Nyeri punggung bawah dan diare Anda mungkin sama sekali tidak terkait. Jika terjadi pada saat yang sama, itu mungkin hanya kebutulan.
Tapi sayangnya, keduanya juga dapat disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius.
Berikut beberapa kemungkinan penyebab nyeri punggung bawah dan diare berulang yang perlu diwaspadai:
1. Radang usus buntu
Apendisitis adalah radang usus buntu, yakni organ berbentu kantong kecil dan tipis berukuran kurang lebih 5-10 cm yang terhubung pada usus besar.
Melansir Health Line, nyeri akibat usus buntu biasanya dimulai di dekat pusar dan menyebar ke sisi kanan bawah perut Anda.
Beberapa orang memiliki usus buntu yang meluas di belakang usus besar, yang dapat menyebabkan sakit punggung bawah.
Gejala lainnya termasuk:
Radang usus buntu termasuk kondisi medis yang membutuhkan perawatan segera.
Jika tidak diobati, kondisi Anda bisa memburuk secara dramatis hanya dalam hitungan jam dan usus buntu Anda bisa pecah.
Usus buntu atau apendiks yang pecah dapat menyebarkan infeksi melalui rongga perut dan mengancam nyawa.
Maka sebaiknya segera temui dokter jika Anda merasa mengalami gejala radang usus buntu.
2. Infeksi ginjal
Infeksi ginjal adalah jenis infeksi saluran kemih (ISK) yang sering dimulai di kandung kemih atau uretra dan menyebar ke satu atau kedua ginjal.
Infeksi ginjal dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal Anda atau menyebar ke aliran darah Anda jika tidak ditangani.
Anda harus segera ke dokter jika tiba-tiba mengalami nyeri punggung bawah dan diare yang disertai dengan mual dan demam.
Nyeri panggul dan selangkangan juga mungkin terjadi sebagai gejala infeksi ginjal. Biasanya kondisi ini terjadi bersamaan dengan adanya ISK bagian bawah, seperti cystitis (radang kandung kemih).
Gejala infeksi ginjal lainnya yang mungkin terjadi jika bersamaan dengan ISK bagian bawah, termasuk:
Infeksi ginjal merupakan kondisi yang memerlukan perawatan segera dengan antibiotik untuk mengurangi risiko komplikasi serius.
Seseorang yang mengalami infeksi ginjal mungkin membutuhkan penanganan rawat inap.
3. Impaksi tinja
Impaksi tinja terjadi ketika tinja kering yang besar dan keras tetap menempel di rektum. Ini paling sering disebabkan oleh sembelit kronis, yang dapat dikaitkan dengan penggunaan obat pencahar tertentu dalam jangka panjang.
Saat Anda mengalami sembelit, tinja Anda menjadi kering dan keras, sehingga sulit untuk dikeluarkan.
Risikonya meningkat jika Anda berhenti minum obat pencahar setelah menggunakannya dalam waktu lama karena usus Anda lupa cara mengeluarkan tinja sendiri.
Impaksi feses lebih sering terjadi pada orang tua, tetapi dapat terjadi pada orang dari segala usia yang mengalami sembelit kronis.
Impaksi feses dapat menyebabkan sakit dan tekanan pada perut dan punggung bawah.
Penderita mungkin juga mengalami kebocoran cairan dari rektum atau diare berair mendadak setelah mengalami sembelit jangka panjang.
Gejala impaksi feses lain bisa termasuk:
4. Sindrom iritasi usus besar
Irritable bowel syndrom (IBS) adalah kelainan kronis umum yang diperkirakan memengaruhi 10 hingga 15 persen populasi dunia.
Ini ditandai dengan kumpulan gejala, seperti:
Meskipun tidak menyebabkan kanker atau penyakit serius lainnya dan tidak berpotensi besar merusak usus besar secara permanen (seperti penyakit radang usus besar), IBS tetap saja bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
Gejala IBS dapat bervariasi dan bisa datang dan pergi.
Bersamaan dengan sakit perut, sindrom iritasi usus besar dapat menyebabkan sakit punggung bagian bawah dan diare yang disertai mual.
IBS juga dapat menyebabkan sembelit atau kombinasi diare dan sembelit yang mungkin bergantian satu sama lain.
Gejala umum IBS lainnya termasuk:
5. Enteropatik artritis
Enteropatik artritis adalah bentuk artritis kronis yang terkait dengan penyakit radang usus (IBD) dengan menifestasi tersering berupa colitis ulseratif dan penyakit Crohn.
Kira-kira 1 dari 5 orang dengan kedua jenis tersebut akan mengembangkan enteropatik artritis.
Berbagai jenis penyakit artritis dapat menyebabkan gejala yang serupa atau terkait dengan pengembangan IBD, seperti ankylosing spondylitis dan psoriatic arthritis.
IBD biasanya menyebabkan diare dan sakit perut.
Sementara, penyakit radang usus yang terkait dengan artritis tulang belakang dapat menyebabkan nyeri punggung bawah dan diare.
Gejala IBD lainnya dapat bervariasi tergantung pada jenis IBD dan artritis yang dialami masing-masing penderita.
Ini mungkin termasuk:
6. Kanker pankreas
Gejala kanker pankreas dapat bervariasi pada masing-masing penderitanya, tergantung pada jenis dan lokasi tumor, serta stadium kanker.
Kanker pankreas dini sering kali tidak menimbulkan tanda atau gejala apa pun.
Berikut ini adalah kemungkinan tanda dan gejala kanker pankreas yang perlu diwaspadai:
Penting untuk diingat bahwa banyak dari gejala ini lebih sering disebabkan oleh kondisi lain yang tidak terlalu serius. Jika Anda khawatir tentang kanker pankreas, temui dokter.
7. Penyakit celiac
Melansir Medical News Today, penyakit celiac adalah kelainan di mana mengonsumsi gluten dapat memicu respons umun dalam tubuh, menyebabkan peradangan peradangan dan kerusakan pada usus kecil.
Gluten sendiri adalah protein yang secara alami ada dalam gandum, barley, tepung spelt, dan gandum hitam (rye).
Penyakit celiac cenderung mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa secara berbeda, dan gejalanya dapat sangat bervariasi dari orang ke orang.
Namun, penyakit celiac sering menyebabkan diare kronis,dan beberapa orang dewasa mengalami nyeri tulang dan sendi yang dapat berkembang di punggung bawah.
Beberapa gejala penyakit celiac lainnya dapat meliputi:
https://health.kompas.com/read/2021/04/20/180300468/7-penyebab-nyeri-punggung-bawah-dan-diare-yang-terjadi-bersamaan