Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Gejala Infeksi Setelah Operasi yang Perlu Diwaspadai

Tanda Infeksi Setelah Operasi yang Baik Diwaspadai

KOMPAS.com - Infeksi infeksi daerah operasi (IDO) atau surgical site infection (SSI) adalah kondisi ketika patogen berkembang biak di tempat sayatan bedah, mengakibatkan infeksi.

Infeksi saluran kemih dan infeksi pernapasan dapat terjadi setelah operasi apa pun, tetapi infeksi daerah operasi atau infeksi luka operasi (ILO) hanya mungkin terjadi setelah operasi yang memerlukan sayatan.

Infeksi luka operasi termasuk kejadian yang cukup umum, yakni dilaporkan terjadi pada 2 hingga 5 persen operasi yang melibatkan sayatan.

Tingkat infeksi bisa berbeda pada masing-masing orang sesuai dengan jenis operasi yang dilalui.

Setidaknya ada tiga jenis infeksi luka operasi. Pembagian jenis infeksi luka operasi ini didasarkan pada seberapa serius infeksinya.

Dalam kasus yang parah, infeksi luka operasi dapat menyebabkan komplikasi, termasuk sepsis, yakni infeksi dalam darah yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ.

Gejala infeksi setelah operasi

Dilansir dari Very Well Health, infeksi luka operasi diklasifikasikan sebagai infeksi yang dimulai di lokasi luka operasi kurang dari 30 hari setelah sayatan dibuat.

Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala infeksi setelah operasi yang sebaiknya diwaspadai:

1. Luka operasi terasa panas

Sayatan yang terinfeksi mungkin terasa panas saat disentuh.

Kondisi bisa terjadi ketika tubuh mengirimkan sel darah yang melawan infeksi ke tempat infeksi.

Perawatan yang tepat dari luka operasi memainkan peran penting dalam mencegah infeksi.

2. Pembengkakan atau pengerasan luka operasi

Luka operasi yang terinfeksi mungkin mulai mengeras karena jaringan di bawahnya meradang.

Sayatan itu sendiri mungkin juga mulai tampak bengkak ketika terinfeksi.

3. Ruam kemerahan pada luka operasi

Ruam kemerahan pada luka operasi atau muncul garis-garis merah dari luka operasi ke kulit di sekitarnya bisa menjadi tanda infeksi setelah operasi.

Beberapa ruam kemerahan mungkin normal muncul di luka operasi, tetapi itu seharusnya berkurang seiring waktu, bukan malah menjadi lebih parah saat luka operasi sembuh.

4. Keluar nanah dan bau tidak sedap pada luka operasi

Keluar nanah yang berbau busuk bisa menjadi tanda infeksi setelah operasi lainnya.

Warnanya bisa berkisar dari semburat darah hingga hijau, putih, atau kuning.

Cairan yang keluar dari luka yang terinfeksi mungkin juga kental.

Ketika mengalami kondisi ini, pasien perlu berkonsultasi dengan dokter.

5. Rasa nyeri pada luka operasi

Rasa sakit pada luka operasi seharusnya bisa secara perlahan dan pasti berkurang saat pasien sembuh.

Jika tingkat rasa sakit di tempat operasi ternyata meningkat tanpa alasan yang jelas, pasien mungkin mengalami infeksi pada luka.

Perlu dipahami, adalah sesuatu yang normal jika rasa sakit meningkat saat pasien meningkatkan aktivitas atau mengurangi obat penghilang rasa sakit.

Tetapi, peningkatan rasa sakit yang signifikan dan tidak dapat dijelaskan harus didiskusikan dengan dokter bedah.

6. Demam tinggi

Demam ringan (37,77 derajat Celcius atau kurang) sering terjadi pada hari-hari setelah operasi.

Sementara, demam tinggi 38,3 derajat Celcius atau lebih harus dilaporkan ke dokter bedah.

Infeksi kulit setelah operasi

Infeksi luka operasi yang hanya memengaruhi lapisan kulit tempat jahitan disebut sebagai infeksi superfisial.

Bakteri dari kulit, ruang operasi, tangan dokter bedah, dan permukaan lain di rumah sakit dapat “dipindahkan” ke luka operasi pasien saat dilakukan prosedur pembedahan.

Karena sistem kekebalan pasien terfokus pada pemulihan dari operasi, kuman kemudian bisa dengan mudah berkembang biak di tempat infeksi.

Jenis infeksi ini bisa menyakitkan tetapi biasanya merespon dengan baik terhadap antibiotik.

Terkadang dokter mungkin perlu membuka bagian dari sayatan pada pasien dan mengeringkannya.

Infeksi luka otot dan jaringan setelah operasi

Infeksi luka otot dan jaringan setelah operasi atau disebut sebagai infeksi insisional dalam, melibatkan jaringan lunak di sekitar sayatan.

Jenis infeksi ini masuk lebih dalam dari lapisan kulit pasien dan dapat terjadi akibat infeksi superfisial yang tidak diobati.

Ini juga bisa menjadi hasil dari perangkat medis yang ditanamkan di kulit pasien.

Infeksi yang dalam memerlukan pengobatan dengan antibiotik.

Dokter mungkin juga harus membuka sayatan sepenuhnya dan mengeringkannya untuk membuang cairan yang terinfeksi.

Infeksi organ dan tulang setelah operasi

Infeksi organ dan ruang setelah operasi dapat melibatkan organ apa pun yang disentuh atau dimanipulasi sebagai hasil dari prosedur pembedahan.

Jenis infeksi ini dapat berkembang setelah infeksi superfisial yang tidak diobati atau sebagai akibat bakteri masuk jauh ke dalam tubuh pasein selama prosedur pembedahan.

Infeksi ini memerlukan antibiotik, drainase, dan terkadang operasi kedua untuk memperbaiki organ atau mengatasi infeksi.

Faktor risiko infeksi setelah operasi

Infeksi lebih sering terjadi pada kelompok lansia.

Kondisi kesehatan yang membahayakan sistem kekebalan dan dapat meningkatkan risiko infeksi meliputi:

  • Diabetes
  • Kegemukan
  • Merokok
  • Infeksi kulit sebelumnya

https://health.kompas.com/read/2021/06/16/060200968/6-gejala-infeksi-setelah-operasi-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke