Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Gejala Estrogen Rendah, Wanita Perlu Tahu

KOMPAS.com - Estrogen adalah hormon utama yang membedakan antara wanita dari pria.

Sementara pria memilikinya dalam jumlah kecil, wanita memiliki jauh lebih banyak.

Agar tetap sehat dan merasa baik, penting bagi para wanita untuk bisa memiliki estrogen yang cukup.

Ketika seroang wanita sampai mengalami kekurangan hormon estrogen, sejumlah gejala menjengkelkan biasanya akan terjadi.

Merangkum Health Line, hormon estrogen bertanggung jawab untuk banyak fungsi tubuh.

Hormon ini di antaranya diperlukan untuk:

  • Mendukung regulasi metabolisme
  • Sensitivitas insulin
  • Metabolisme glukosa
  • Kontrol berat badan
  • Perkembangan seksual selama masa pubertas
  • Perubahan payudara selama masa pubertas dan kehamilan
  • Metabolisme kolesterol
  • Metabolisme tulang
  • Membantu lapisan rahim tumbuh sesuai kebutuhan selama menstruasi dan tahap awal kehamilan

Penyebab estrogen rendah

Melansir Medical News Today, semua estrogen diproduksi di dalam ovarium. Ini berarti bahwa kesehatan ovarium wanita secara langsung terkait dengan produksi estrogen.

Selama perimenopause (periode transisi yang dialami wanita saat akan memasuki masa menopause), ovarium membuat lebih sedikit estrogen daripada biasanya. Penurunan ini adalah bagian alami dari kehidupan.

Kemudian ketika menopause datang, produksi estrogen berhenti.

Namun, faktor lain juga dapat memengaruhi produksi estrogen, seperti:

  • Penyakit ginjal
  • Fungsi kelenjar hipofisis yang tidak memadai
  • Anoreksia
  • Terlalu banyak berolahraga
  • Kegagalan fungsi ovarium dan kista ovarium
  • Usia
  • Sindrom Turner
  • Penyakit ginjal kronis

Tanda estrogen rendah

Dilansir dari Obgyn Associates of Alabama , gejala estrogen rendah dapat berkisar dari yang ringan hingga yang berat.

Berikut ini adalah beberapa tanda atau gejala hormon estogen rendah yang umum terjadi:

1. Payudara terasa nyeri

Payudara sakit adalah tanda estrogen rendah yang normal.

Kondisi ini biasanya terjadi sebelum masa haid, di mana kadar estrogen secara alami akan menurun.

2. Kelelahan dan masalah tidur

Estrogen terkait erat dengan serotonin, dan serotonin membuat melatonin.

Melatonin adalah hormon tidur utama. Ini berarti, jika seorang wanita mengalami masalah kurang tidur dan merasa lelah, dia bisa jadi memiliki estrogen yang rendah.

3. Siklus haid tidak teratur

Siklus haid yang tidak teratur juga menunjukkan rendahnya estrogen. Ini biasa terjadi selama perimenopause.

4. Menghilangnya siklus haid

Estrogen mendorong menstruasi wanita.

Jika tidak memiliki cukup hormon ini, siklus haid seorang wanita bisa saja hilang sepenuhnya. Kondisi ini normal selama perimenopause, dan tentu saja saat menopause.

5. Perubahan suasana hati dan depresi

Estrogen memicu produksi serotonin.

Serotonin adalah senyawa kimia yang nerperan untuk mengendalikan emosi dan suasana hati yang baik.

Ketika estrogen rendah, begitu juga serotonin.

Beberapa penelitian menunjukkan betapa pentingnya estrogen untuk kesehatan mental.

6. Kepala sakit

Sakit kepala, terutama migrain, bisa disebabkan oleh rendahnya estrogen.

Kondisi ini bisa terjadi karena estrogen memengaruhi senyawa kimia otak yang bertanggung jawab atas rasa sakit.

7. Hot flashes (perasaan panas) dan keringat malam

Hormon estrogen dapat memengaruhi kerja hipotalamus yang mengatur suhu tubuh.

Di mana, estrogen rendah bisa menyebabkan hot flashes (perasaan panas) dan keringat malam, dua gejala menopause dan perimenopause yang mengganggu.

8. Infeksi saluran kemih yang sering terjadi

Seperti diketahui, estrogen berfungsi membantu lapisan uretra melakukan tugasnya, termasuk untuk menjauhkan bakteri tidak sehat.

Alhasil, estrogen yang rendah dapat menyebabkan penipisan lapisan ini, yang membuat bakteri lebih mudah masuk.

Infeksi saluran kemih yang sering terjadi bisa jadi tanda hormon estrogen rendah.

9. Pengeroposan tulang

Siapa sangka kadar estrogen terlalu rendah bahkan bisa menyebabkan kerusakan tulang.

Tulang Anda membutuhkan estrogen untuk mempertahankan kekuatan dan kepadatannya.

Tulang dapat patah lebih mudah ketika estrogen rendah karena hormon ini bekerja bersama-sama dengan kalsium, vitamin D, dan berbagai mineral.

10. Atrofi vagina

Atrofi vagina adalah salah satu gejala yang lebih parah dari estrogen rendah dan juga cukup umum.

Kondisi ini juga dikenal sebagai vaginitis atrofi.

Atrofi vagina adalah kerusakan lambat pada vagina yang datang seiring bertambahnya usia.

Penyakit vagina ini ditandai dengan vagina yang lebih tipis, kering, bahkan mengecil. Peradangan sering mengambil alih dan seks bisa menjadi menyakitkan.

Anda mungkin mengalami atrofi vagina jika Anda sedang menyusui bayi, telah memasuki perimenopause atau menopause, ovarium Anda telah diangkat, mengalami menopause dini, dan atau sedang minum obat untuk fibroid rahim atau endometriosis.

Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini muncul secara bertahap, dalam jangka waktu yang lama.

Anda mungkin tidak menyadari atrofi vagina terjadi sampai bertahun-tahun setelah menopause.

Jika Anda memiliki salah satu dari gejala berikut, ada kemungkinan Anda mengalami atrofi vagina:

  • Anda mengalami rasa sakit saat berhubungan seks
  • Anda berdarah setelah berhubungan seks
  • Vagina Anda lebih kering dari yang seharusnya
  • Vagina Anda lebih gatal dari yang seharusnya
  • Vagina Anda terbakar saat buang air kecil
  • Anda merasakan urgensi untuk pergi ke kamar mandi
  • Anda dapat merasakan saluran vagina Anda menjadi lebih pendek dan lebih kencang

Tingkat estrogen yang rendah memang bisa memengaruhi seluruh tubuh.

Meskipun estrogen rendah bisa menjadi bagian normal dari kehidupan, terutama selama masa pubertas dan perimenopause, kondisi ini juga bisa menjadi akibat dari obat atau kondisi tertentu.

Jika Anda memiliki gejala estrogen rendah, sebaiknya tanyakan kepada dokter untuk memastikan tidak ada sesuatu yang lebih serius yang terjadi.

https://health.kompas.com/read/2021/07/13/073200368/10-gejala-estrogen-rendah-wanita-perlu-tahu

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke