KOMPAS.com – Penyebab nyeri sendi ada banyak dan perawatan bisa bervariasai tergantung pada penyebabnya.
Penyebab nyeri sendi tidak selalu terkait dengan kondisi arthritis atau radang sendi.
Keluhan ini juga bisa muncul akibat adanya masalah di organ tubuh lain tanpa melibatkan kerusakan atau peradangan di area sendi.
Nyeri sendi dapat berkisar dari nyeri ringan hingga sensasi berat, terbakar, atau tajam pada satu atau beberapa sendi.
Dalam beberapa kasus, nyeri sendi bisa disertai dengan gejala lain, seperti pembengkakan dan kekakuan sendi, kulit merah, kulit terasa hangat, dan gejala seluruh tubuh termasuk kelelahan, penurunan berat badan, atau demam.
Berikut adalah beberapa penyebab nyeri sendi yang bisa terjadi, baik terkait dengan arthritis maupun tidak:
1. Osteoartritis
Dilansir dari Very Well Health, osteoarthritis atau osteoartritis adalah bentuk radang sendi yang paling umum.
Osteoarthritis berkembang sebagai akibat dari kerusakan tulang rawan (yang berfungsi sebagai bantalan antara tulang-tulang sendi) yang sering kali disebabkan karena proses penuaan.
Jenis radang sendi ini cenderung memengaruhi bagian lutut, pinggul, leher, punggung bawah, dan jari.
Nyeri sendi pada osteoarthritis sering kali dapat memburuk dengan gerakan dan mereda dengan istirahat.
Kekakuan sendi dan rentang gerak yang terbatas juga merupakan karakteristik nyeri sendi osteoarthritis.
2. Asam urat
Asam urat adalah jenis radang sendi yang terjadi pada beberapa orang dengan kadar asam urat yang tinggi dalam darahnya.
Saat asam urat menumpuk, zat ini dapat membentuk kristal di ruang sendi tertentu, seperti jempol kaki, pergelangan kaki, atau lutut.
Serangan khas asam urat mengacu pada episode tiba-tiba dari nyeri sendi yang parah dan biasanya terjadi pada satu sendi, misalnya hanya jempol kaki.
Nyeri sendi akibat serangan asam urat sering kali ekstrem dan berhubungan dengan kemerahan, pembengkakan, dan kehangatan sendi.
3. Pseudogout
Pseudogout adalah salah satu jenis radang sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal pyrophosphate calcium.
Penumpukan kristal kalsium ini paling umum terjadi pada sendi lutut, pergelangan tangan, bahu, pergelangan kaki, kaki, dan siku.
Hampir sama seperti pada asam urat, nyeri sendi akibat serangan pseudogout umumnya terjadi secara tiba-tiba, parah, dan terkait dengan gejala lain seperti pembengkakan dan kehangatan sendi.
Bedanya, serangan pseudogout biasanya dapat berlangsung lebih lama daripada serangan asam urat sebelum mereda.
4. Septic arthritis
Septic arthritis adalah infeksi sendi yang paling sering disebabkan oleh bakteri dan jarang oleh jamur (misalnya, Candida) atau mikobakteri (seperti tuberkulosis).
Penyakit ini cenderung memengaruhi satu sendi, biasanya lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, atau pinggul. Sendi yang terkena akan menjadi bengkak, hangat, dan kaku.
Orang yang mengalami septic arthritis biasanya juga akan menunjukkan juga gejala demam.
5. Arthritis virus
Beberapa virus yang berbeda dapat menyebabkan radang sendi dan nyeri pada sendi.
Virus yang paling umum menjadi penyebab radang sendi, termasuk:
6. Rematik
Rheumatoid arthritis (RA) atau lebih dikenal sebagai rematik adalah penyakit autoimun kronis yang berkembang secara bertahap selama beberapa minggu hingga bulan.
Penyakit ini memang memengaruhi persendian. Tapi, pada tahap awal, gejala rheumatoid arthritis mungkin tidak melibatkan persendian.
Ini mungkin termasuk:
Ketika persendian mulai terpengaruh, yang merupakan proses bertahap, hal itu cenderung terjadi lebih dahulu di persendian kecil di sisi tubuh yang sama, seperti di jari tangan dan kaki.
Kemudian, pada akhirnya, sendi lain seperti pergelangan tangan, siku, pinggul, dan leher ikut terpengaruh.
Selain terasa nyeri, sendi juga cenderung akan menjadi kaku, terasa hangat, merah, dan bengkak pada kasus rematik.
Tidak seperti osteoarthritis, kekakuan nyeri sendi pada rheumatoid arthritis cenderung memburuk di pagi hari (berlangsung lebih dari satu jam) dan membaik dengan gerakan.
7. Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit inflamasi autoimun kronis yang dapat memengaruhi gampir setiap organ dalam tubuh.
Peradangan sendi, terutama pada lutut, pergelangan tangan, dan sendi jari, umum terjadi pada lupus eritematosus sistemik.
Seperti rheumatoid arthritis, sendi yang sama pada sisi tubuh yang sama cenderung terpengaruh pada kasus lupus eritematosus sistemik
Bedanya, nyeri sendi pagi hari pada lupus eritematosus sistemik tidak akan selama pada kasus rheumatoid arthritis.
Nyeri sendi juga cenderung terjadi lebih singkat dan berpindah-pindah, yakni berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya dalam waktu 24 jam.
8. Polimialgia teumatik
Polimialgia teumatik adalah penyakit radang sendi yang menyebabkan nyeri dan kekakuan otot dan sendi yang signifikan pada bahu, leher, dan pinggul.
Pembengkakan dan nyeri sendi juga dapat terjadi pada pergelangan tangan dan jari, meskipun biasanya ringan.
Kaki dan pergelangan kaki tidak pernah terpengaruh, dan penyakit ini hampir secara eksklusif menyerang orang yang berusia di atas 50 tahun.
Tapi perlu diketahui, polimialgia teumatik telah dikaitkan juga dengan kondisi rematik lain yang disebut arteritis sel raksasa atau arteritis temporal.
Arteritis temporal merupakan penyakit pembuluh darah inflamasi yang menyebabkan peradangan pada arteri kepala dan kulit kepala.
9. Penyakit reumatik sistemik lainnya
Pada kenyataannya, masih ada kondisi lain yang bisa menjadi penyebab nyeri sendiri terkait radang sendi.
Beskikut penyakit sistemik (seluruh tubuh) yang dapat menyebabkan radang sendi meski kurang umum terjadi:
9. Fibromyalgia
Fibromyalgia termasuk kondisi yang bisa menjadi penyebab nyeri sendi, tapi tidak terkait dengan radang sendi.
Dilansir dari Medical News Today, gejala utama fibromyalgia adalah nyeri otot yang meluas, nyeri yang berhubungan dengan saraf, kelelahan yang melumpuhkan, dan disfungsi kognitif yang disebut "brain fog".
Beberapa orang dengan penyakit kronis ini ditemukan mengalami nyeri sendi dan terkadang pembengkakan sendi ringan.
Namun, dokter pada umumnya tidak menemukan peradangan serius pada pemeriksaan fisik atau penanda inflamasi melalui tes darah.
Nyeri fibromyalgia berhubungan dengan disfungsi sistem saraf dan hipersensitivitas pada saraf.
Alih-alih terkait dengan area tubuh tertentu, nyeri fibromyalgia lebih cenderung berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
10. Hemartrosis
Hemarthrosis terjadi ketika Anda mengalami pendarahan ke dalam sendi.
Ini mungkin karena sejumlah alasan, termasuk trauma, gangguan pendarahan seperti hemofilia, komplikasi pascaoperasi, atau pertumbuhan tumor seperti hemangioma sinovial.
11. Hipotiroidisme
Penyebab paling umum dari hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) adalah tiroiditis Hashimoto, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh Anda melancarkan serangan pada tiroid.
Hipotiroidisme dapat menyebabkan banyak gejala, termasuk:
12. Penyakit Lyme
Penyakit Lyme ditularkan melalui kutu.
Ketika bakteri Lyme memasuki jaringan sendi, hal itu dapat menyebabkan peradangan dan kondisi yang dikenal sebagai Lyme arthritis.
Gejala utama penyakit lyme adalah pembengkakan pada satu atau lebih sendi, termasuk lutut, bahu, pergelangan kaki, siku, rahang, pergelangan tangan, dan pinggul.
13. Depresi
Nyeri sendi bisa menjadi manifestasi fisik utama dari depresi.
Gejala umum depresi lainnya termasuk:
Kapan harus ke dokter?
Anda pada dasarnya baik untuk dapat menemui dokter kapan pun ketika mendapati nyeri sendi baru.
Dokter bisa membantu menemukan penyebab nyeri sendi Anda dan mengobatinya.
Banyak orang dengan satu kondisi nyeri terus mengembangkan yang lain. Misalnya, biasanya seseorang dengan rheumatoid arthritis atau lupus pada akhirnya mengembangkan fibromyalgia sekunder.
Sementara itu, sebaiknya cari pertolongan medis segera jika nyeri sendi Anda parah atau Anda memiliki salah satu dari gejala tambahan berikut:
https://health.kompas.com/read/2021/07/29/180000968/13-penyebab-nyeri-sendi-bukan-melulu-karena-radang-sendi