KOMPAS.com - MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat.
Bahan ini adalah aditif makanan umum yang digunakan untuk meningkatkan rasa.
Melansir dari Healthline, MSG berasal dari asam amino glutamat, atau asam glutamat, yang merupakan salah satu asam amino paling melimpah di alam.
Asam glutamat adalah asam amino non-esensial, artinya tubuh juga dapat memproduksinya.
Secara kimiawi, MSG adalah bubuk kristal putih yang menyerupai garam meja atau gula.
MSG menggabungkan natrium dan asam glutamat, yang dikenal sebagai garam natrium.
Asam glutamat dalam MSG dibuat dengan memfermentasi pati, tetapi tidak ada perbedaan kimia antara asam glutamat dalam MSG dan dalam makanan alami.
Namun, asam glutamat dalam MSG mungkin lebih mudah diserap karena tidak terikat di dalam molekul protein besar yang perlu dipecah oleh tubuh.
MSG meningkatkan rasa gurih dan umami dari makanan. Umami adalah rasa dasar kelima, bersama dengan asin, asam, pahit, dan manis.
Asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter di otak.
Ini adalah neurotransmitter rangsang, artinya merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.
MSG aman dikonsumsi
Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa MSG memiliki dampak bagi kesehatan.
Penelitian mengenai dampak negatif MSG muncul pada tahun 1969.
Dalam penelitian tersebut, MSG disuntikkan dalam dosis besar ke tikus yang baru lahir.
Hal ini menyebabkan efek nerologis tertentu meskipun akhirnya penelitian ini dibantah.
Berbagai ulasan yang dilakukan tidak melihat adanya bukti kuat bahwa MSG dapat memicu efek neurologis tertentu.
Sebab, glutamat hampir tidak memengaruhi otak karena tidak melewati sawar darah otak dalam jumlah besar.
Dengan demikian, MSG pun aman dikonsumsi dalam jumlah wajar.
Orang yang sensitif MSG
Meski demikian, ada beberapa orang yang sensitif terhadap MSG.
Sebuah ulasan tahun 2019 berjudul "A review of the alleged health hazards of monosodium glutamate" menyebutkan bahwa beberapa orang telah melaporkan hipersensitif terhadap MSG.
Selain itu, melansir dari Medical News Today, Pusat Alergi dan Sinus New York telah menyatakan bahwa beberapa orang yang sensitif terhadap MSG melaporkan beberapa gejala berikut:
Namun, beberapa gejala tersebut berdasarkan laporan dari masyarakat sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang sensitivitas MSG.
Meskipun demikian, jika seseorang merasa sensitif terhadap MSG atau merasakan gejala setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, sebaiknya berhenti mengonsumsinya.
https://health.kompas.com/read/2021/08/13/090500768/amankah-msg-bagi-kesehatan