KOMPAS.com - Kanker usus besar adalah jenis kanker yang dimulai di usus besar (kolon).
Usus besar adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan.
Melansir Mayo Clinic, kanker usus besar biasanya menyerang orang lanjut usia (lansia), meskipun tetap saja bisa terjadi pada usia berapa pun.
Kanker usus besar biasanya dimulai sebagai gumpalan kecil sel non-kanker (jinak) yang disebut polip yang terbentuk di bagian dalam usus besar.
Seiring waktu beberapa polip ini bisa menjadi kanker usus besar.
Polip yang berukuran kecil mungkin hanya menghasilkan sedikit gejala jika memang ada.
Untuk alasan ini, dokter pun telah merekomendasikan tes skrining rutin untuk membantu mencegah kanker usus besar dengan mengidentifikasi dan menghilangkan polip sebelum berubah menjadi kanker.
Kanker usus besar kadang-kadang disebut juga sebagai kanker kolorektal yang merupakan istilah yang menggabungkan kanker kolon dan kanker rektum yang dimulai di rektum.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala kanker usus besar yang bisa terjadi:
Banyak orang dengan kanker usus besar tidak mengalami gejala pada tahap awal penyakit.
Ketika gejala muncul, kemungkinan akan bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi kanker di usus besar yang terjadi.
Jika kanker usus besar berkembang, memang ada banyak perawatan yang tersedia untuk membantu mengendalikannya.
Ini termasuk pembedahan, terapi radiasi dan konsumsi obat-obatan, seperti kemoterapi, terapi bertarget, dan imunoterapi.
Tapi, bagaimanapun, lebih baik mencegah daripada mengobati penyakit bukan?
Pola makan untuk mencegah kanker usus besar
Diet dapat memainkan peran penting dalam risiko kanker usus besar, karena dapat juga memengaruhi tingkat peradangan di tubuh.
Jadi, meskipun Anda tidak dapat mengubah usia atau riwayat kesehatan keluarga Anda, Anda dapat membuat keputusan cerdas tentang apa yang harus ada di piring Anda.
Berikut ini adalah saran pola makan untuk mencegah kanker:
1. Perhatikan kadar lemak dalam makan
Dilansir dari Very Well Health, makan lemak sehat seperti minyak kacang, minyak rami, minyak ikan, minyak zaitun, dan minyak canola juga dapat mengurangi peradangan.
Selanjutnya, pastikan untuk membatasi asupan daging merah yang mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi.
Anda juga dapat mempertimbangkan untuk memangkas atau mengurangi konsumsi produk susu penuh lemak seperti mentega, krim, es krim, dan keju.
Selain itu, bersihkan dapur dari semua makanan olahan yang dibuat dengan lemak trans atau minyak terhidrogenasi atau terhidrogenasi sebagian.
Asupan minyak nabati yang berlebihan yang ditemukan di sebagian besar makanan cepat saji juga dapat menyebabkan peradangan, bahkan jika lemaknya tidak terhidrogenasi.
2. Masak daging dengan benar
Saat Anda memasak (memanggang, membakar, dan menggoreng) daging dengan suhu tinggi senyawa polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) dan heterocyclic amines (HCA) akan dilepaskan ke dalam makanan.
Kedua senyawa ini telah dikenal sebagai karsinogen dan telah dikaitkan dengan peningkatan insiden kanker usus besar dan rektum.
Untuk diketahui, PAH juga dapat ditemukan dalam makanan yang diawetkan atau diasap, seperti ham atau bacon.
Saat memasak makanan, Anda mungkin akan lebih sehat jika memasaknya dengan lambat pada suhu yang lebih rendah, merebus, atau memanggang protein hewani secara perlahan.
Jika Anda memutuskan untuk membakar daging, pastikan untuk menggunakan penjepit untuk membalik daging daripada garpu.
Pasalnya, menusuk daging bisa menyebabkan lemak dan sari daging menetes ke arang. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan karsinogen yang melapisi daging ketika asap naik kembali dari panggangan.
3. Tambahkan serat ke diet
Dilansir dari Health Line, sebuah penelitian berjudul “Dietary fiber intake and risk of colorectal cancer and incident and recurrent adenoma in the Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian Cancer Screening Trial” yang diterbitkan The American Journal of Clinical Nutrition (AJCN) pada 2015 menunjukkan bahwa serat, terutama dari biji-bijian dapat membantu menurunkan risiko kanker usus besar
Jadi mulailah dengan menambahkan serat ke dalam diet Anda di pagi hari.
Cobalah oatmeal dengan buah beri segar atau beku, kacang-kacangan, dan taburan biji rami. Anda juga bisa mencoba sereal sarapan berserat tinggi dengan setidaknya 6 gram atau lebih serat per porsi.
Di siang hari, camillah buah segar atau kering atau makan sayuran, bukan keripik atau kue kering.
Kemudian, akhiri hari dengan menambahkan porsi sayuran ekstra untuk makan malam dan memastikan bahwa roti Anda 100 persen gandum utuh.
4. Makan real food
Anda kini mungkin dapat dengan mudah menemukan hampir setiap mikronutrien (mineral, vitamin) dalam bentuk pil suplemen.
Tapi, bagaimanapun makanan sehat lebih baik dipilih lebih dulu ketimbang konsumsi suplemen.
Konsumsi suplemen sebaiknya hanya dilakukan atas petunjuk dokter.
Ada banyak makanan mengandung kombinasi nutrisi, fitokimia, dan antioksidan yang dapat membantu melawan sel kanker.
Nah, cara teraman dan paling ekonomis untuk mendapatkan semua antioksidan, fitokimia, dan nutrisi adalah dengan memakan makanan nabati yang utuh dan alami, sebagian besar tidak berubah sejak dipanen.
Cuci sayuran dan buah-buahan secara menyeluruh dan nikmati juga kulitnya yang dapat dimakan. Di kulit inilah serat banyak disimpan.
Untuk diingat, menjaga pola makan tetap saja bukanlah satu-satunya cara mencegah kanker usus besar yang baik dilakukan. Anda juga perlu menjaga gaya hidup sehat, seperti rajin berolaraga dan tidak merokok.
https://health.kompas.com/read/2021/09/15/190300568/4-pola-makan-untuk-mencegah-kanker-usus-besar