Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

13 Penyebab Kelemahan Otot yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Kelemahan otot adalah kondisi ketika kekuatan pada otot berkuang.

Otot mungkin menjadi tidak berkontraksi atau bergerak semudah sebelumnya.

Kondisi ini bisa digambarkan dengan sulit untuk bangun dari kursi, menaiki tangga, atau membuka toples tidak seperti sebelumnya.

Melansir WebMD, ada banyak hal yang bisa membuat otot kehilangan kekuatan dan membuat seseorang merasa lemah.

Terkadang kondisi itu terjadi secara tiba-tiba.

Tapi, kelemahan otot lebih cenderung memengaruhi seseorang secara bertahap seiring waktu.

Penyebab otot lemah

Kelemahan otot adalah kondisi yang berbeda dengan kelelahan atau rasa nyeri.

Siapa saja sebaiknya dapat segera berkonsultasi dengan dokter jika tiba-tiba mengalami kelemahan otot yang parah.

Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab kelemahan otot yang bisa terjadi:

1. Penyakit Addison

Penyakit Addison terjadi ketika kelenjar adrenal seseorang tidak menghasilkan cukup hormon kortisol dan aldosteron.

Dilansir dari Medical News Today, selain kelemahan otot, gejala umum penyakit Addison lainnya meliputi:

2. Anemia

Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin seseorang rendah, seringkali karena kekurangan zat besi.

Gejala anemia di antaranya dapat meliputi:

3. Sindrom kelelahan kronis

Diagnosis sindom kelelahan kronis mengacu pada kelelahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya atau kelelahan yang tidak dapat dikaitkan dengan kondisi medis oleh dokter.

Nama lain untuk sindrom kelelahan kronis adalah myalgic encephalomyelitis.

Orang dengan sindrom kelelahan kronis mengalami kelelahan parah dan masalah tidur.

Gejala sindrom kelelahan kronis bisa termasuk:

  • Kelemahan otot
  • Badan terasa nyeri
  • Pusing
  • Gangguan konsentrasi

4. Gangguan atau ketidakseimbangan elektrolit

Elektrolit diperlukan untuk membantu memastikan bahwa otot, saraf, jantung, dan otak berfungsi dengan benar.

Memiliki kadar elektrolit yang berubah, seperti kalsium, kalium, natrium, dan magnesium dapat menjadi penyebab kelemahan otot.

Contoh gangguan elektrolit termasuk hipokalemia (kekurangan kalium) atau paralisis periodik hipokalemia (PPH).

Faktor risiko ketidakseimbangan elektrolit meliputi:

  • Kehilangan cairan melalui keringat, muntah, atau diare
  • Efek samping kemoterapi
  • Pola makan yang buruk
  • Minum antibiotik atau imunosupresan

5. Diabetes

Diabetes terjadi ketika tubuh tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan tepat.

Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan saraf yang dapat menyebabkan kelemahan otot.

Diabetes juga dapat menyebabkan berbagai gejala lain yang berhubungan dengan kelemahan otot, termasuk:

6. Fibromyalgia

Fibromyalgia adalah kondisi kronis yang menyebabkan nyeri dan kelemahan otot di samping gejala lain, seperti:

  • Kelelahan konstan
  • Memori yang terpengaruh
  • Perubahan suasana hati

7. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif dapat menjadi penyebab kelemahan otot dan kram otot.

Gejala-gejala ini mungkin bertambah buruk dengan olahraga dan aktivitas fisik.

Gejala hipotiroidisme lainnya bisa termasuk:

Seorang dokter sering dapat mendiagnosis hipotiroidisme dan kondisi tiroid lainnya dengan tes darah.

8. Penyakit ginjal

Masalah dengan fungsi ginjal dapat menyebabkan produk sisa metabolisme, seperti kreatinin menumpuk di otot.

Hal ini selanjutnya dapat menjadi penyebab kelemahan otot maupun otot berkedut.

9. Gangguan tidur

Gangguan tidur, seperti narkolepsi dan insomnia dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot di siang hari.

Seseorang yang perlu tinggal di tempat tidur karena kondisi medis mungkin juga mengalami kelemahan otot.

Kondisi ini adalah hasil dari tidak menggunakan otot secara teratur seperti biasa.

Seseorang mungkin juga berisiko mengalami masalah tidur.

10. Infeksi

Beberapa penyakit menular dapat menjadi penyebab kelemahan otot.

Ini termasuk:

11. Kondisi neurologis

Beberapa kondisi yang memengaruhi sistem saraf dapat menjadi penyebab kelemahan otot.

Kondisi ini seringkali kronis dan memengaruhi cara saraf seseorang mengirimkan pesan ke otot.

Contoh kondisi neurologis yang dapat menyebabkan kelemahan otot meliputi:

  • Spondilosis servikal: Perubahan terkait usia pada bantalan-bantalan tulang belakang di leher dapat menyebabkan spondylosis servikal. Ini memberi tekanan ekstra pada saraf, yang mengakibatkan kelemahan otot
  • Sindrom Guillain-Barré: Gangguan neurologis langka ini dapat menyebabkan kelemahan otot ringan hingga berat
  • Botulisme: Kondisi langka ini terjadi karena paparan toksin botulinum. Ini juga menyebabkan kelemahan otot progresif
  • Sindrom miastenik Lambert-Eaton: Gangguan autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan seseorang mengganggu cara saraf dan otot berkomunikasi, yang mengakibatkan kelemahan otot
  • Multiple sclerosis: Multiple sclerosis adalah gangguan autoimun yang terjadi ketika sistem kekebalan menyerang dan merusak saraf
  • Myasthenia gravis: Gangguan autoimun ini menyebabkan sistem kekebalan menyerang otot seseorang, yang dapat memengaruhi gerakan serta pernapasan
  • Amyotrophic lateral sclerosis: Dikenal sebagai ALS, ini dapat menyebabkan kelemahan otot progresif.
  • Cedera sumsum tulang belakang: Cedera pada sumsum tulang belakang dapat mengganggu komunikasi dari saraf ke otot. Efeknya dapat bergantung pada lokasi cedera 

Kondisi neurologis seringkali progresif, yang berarti semakin memburuk seiring waktu.

Beberapa dari kondisi ini juga melalui tahap remisi, di mana gejala bisa berkurang atau bahkan hilang, tapi kemudian dapat kambuh lagi.

12. Efek samping obat-obatan

Beberapa orang mengalami kelemahan otot akibat obat-obatan yang dikonsumsi.

Tapi, siapa pun yang mengalami kelemahan otot sebagai efek samping konsumsi obat harus berbicara dengan dokter lebih dulu sebelum menghentikan pengobatan.

Contoh obat yang dapat menyebabkan kelemahan otot meliputi:

  • Amiodaron
  • Obat antitiroid, seperti methimazole atau propylthiouracil
  • Obat antiretroviral, seperti lamivudine atau zidovudine 
  • Obat kemoterapi
  • Simetidin
  • Kortikosteroid
  • Turunan asam fibrat, seperti gemfibrozil
  • Interferon
  • Leuprolida asetat 
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen
  • Penisilin
  • Statin
  • Antibiotik sulfonamida

Beberapa obat-obatan terlarang, seperti kokain juga dapat menjadi peyebab kelemahan otot.

13. Penyebab kelemahan otot lain yang tergolong jarang terjadi

Jika kelemahan otot pasien bukan karena salah satu masalah di atas atau jika pasien memiliki faktor risiko tertentu, dokter mungkin mempertimbangkan penyebab yang jarang terjadi saat membuat diagnosis.

Penyebab kelemahan otot yang bisa terjadi tapi tergolong jarang bisa meliputi:

  • Dermatomiositis: Ini adalah gangguan otot inflamasi yang dapat menyebabkan otot kaku, sakit, dan melemah
  • Polymyositis: Ini biasanya menyebabkan kelemahan pada otot-otot di dekat batang tubuh, seperti otot pinggul, paha, leher, dan bahu
  • Rheumatoid arthritis: Ini adalah gangguan autoimun inflamasi kronis yang menyerang lapisan sendi. Daerah yang sering terkena termasuk tangan dan kaki
  • Sarkoidosis: Kondisi peradangan ini biasanya memengaruhi paru-paru dan kelenjar getah bening, menyebabkan massa jaringan yang teriritasi
  • Hiperparatiroidisme sekunder: Kondisi ini sering memengaruhi ekstremitas bawah dan menyebabkan nyeri tulang dan sendi
  • Distrofi otot Becker: Kelainan genetik ini biasanya menyerang pria dan orang yang lebih muda dan menyebabkan kelemahan otot yang cepat dan progresif
  • Lupus eritematosus sistemik: Juga dikenal sebagai lupus, kondisi ini dapat memengaruhi berbagai area tubuh, termasuk persendian, otak, jantung, dan paru-paru. Kelemahan otot adalah gejala umum dari penyakit lupus

Untuk diperhatikan, kelemahan otot tidak selalu termasuk di antara gejala umum pada kondisi di atas.

https://health.kompas.com/read/2021/10/20/180300068/13-penyebab-kelemahan-otot-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke