Kondisi ini relatif jarang terjadi. Namun, Anda pantang menyepelekan masalah kesehatan yang bisa mengancam jiwa ketika terlambat ditangani ini.
Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penggumpalan darah di otak, kenali penyebab sampai tanda-tandanya.
Penyebab penggumpalan darah di otak
Dilansir dari Fortis Healthcare, ada beberapa penyebab penggumpalan darah di otak yang perlu diwaspadai, antara lain:
Cedera dan trauma pada kepala atau leher bisa membuat gumpalan darah terbentuk di otak. Kondisi ini dipengaruhi pendarahan di antara tengkorak dan otak.
Gumpalan darah dari bagian tubuh lain bisa sampai ke otak lewat pembuluh darah. Kondisi ini dapat memicu penyumbatan pembuluh darah di otak atau menghambat aliran darah ke otak.
Aterosklerosis atau penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri juga bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah di otak. Arteri yang mengeras bisa robek saat memompa darah. Akibatnya, gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah yang robek.
Peradangan pembuluh darah, terutama di vena superfisial meningkatkan risiko penggumpalan darah di otak. Kondisi yang dipicu infeksi ini bisa merusak dan membuat pembuluh darah bocor. Akibatnya, gumpalan darah bakal terbentuk di pembuluh darah yang bocor.
Di beberapa kasus, penggunaan alat kontrasepsi oral atau pil KB bisa menaikkan risiko penggumpalan darah di otak pada wanita. Terutama jika wanita sebelumnya punya riwayat pembekuan darah, usia di atas 35 tahun, dan merokok.
Tanda penggumpalan darah di otak
Terlepas dari beberapa penyebab penggumpalan darah di otak, penyakit ini termasuk kondisi medis darurat yang membutuhkan penanganan tepat dan cepat.
Untuk itu, jangan sampai Anda menyepelekan beberapa tanda gejala penggumpalan darah di otak, seperti:
Segera bawa penderita yang mengalami beberapa tanda penggumpalan darah di otak ke rumah sakit.
Pengobatan yang tepat dan cepat bisa mencegah kerusakan otak lebih lanjut dan menyelamatkan nyawa penderitanya.
https://health.kompas.com/read/2022/03/17/180100268/5-penyebab-penggumpalan-darah-di-otak