KOMPAS.com - Mungkin beberapa dari kita sering termakan iklan skincare yang kini marak disuarakan oleh para influencer di sosial media.
Beberapa dari kita juga mungkin merasa bahwa apa yang direkomendasikan ternyata justru membuat kulit wajah kita semakin teriritasi dari biasanya.
Saat mayoritas orang memberikan testimoni yang positif akan suatu produk atau tips tahapan skincare, kita akan bertanya “Apakah ada yang salah dengan kulit wajah kita?”
Jika Anda merasa kulit wajah tidak kunjung membaik atau malah menjadi semakin buruk setelah mengikuti sebuah “tren kecantikan”, mungkin saja kesalahannya ada di “tren kecantikan” tersebut.
Seorang beauty vlogger asal Korea Selatan, Liah Yoo mengaku bahwa ia sering berkonsultasi dengan dermatologis di Korea Selatan mengenai masalah kulitnya.
Melalui konsultasi tersebut, Liah Yoo mengatakan bahwa banyak kesalahpahaman akan tips-tips kecantikan yang sering beredar di masyarakat umum.
Berikut ini 10 kesalahan skincare yang sering dilakukan menurut Liah Yoo:
1. Kebiasaan membersihkan wajah dengan agresif
"Membersihkan wajah dengan menggosok agresif, termasuk mencuci wajah berkali-kali dalam sehari dan memilih pembersih yang lebih kuat dan lebih basa, dapat menghilangkan semua komponen penting untuk melembabkan kulit secara alami," kata Yoo.
Hal ini juga ditekankan oleh Dr. Roberta Del Campo, MD. di artikel NBC News.
Roberta berkata bahwa, "Saat mencuci muka terlalu sering, Anda kehilangan minyak dan lemak alami di kulit, yang secara teknis akan menarik sel-sel kulit terpisah sehingga memberi ruang bagi kotoran dan bakteri yang dapat mengganggu dan merusak lapisan kulit."
Banyak merek kecantikan yang merekomendasikan untuk menggunakan obat cuci muka layaknya menggunakan masker detoksifikasi 15 menit.
Hal ini sangat salah dan yang akan terjadi bila Anda melakukannya adalah merusak lapisan kulit.
2. Menyakiti kulit secara fisik
Kulit Anda dapat teriritasi dengan penggunaan kapas yang berlebihan, keseringan menggunakan tisu pembersih, dan sering menggosok handuk saat mengeringkan wajah.
Yoo mengaku bahwa dulu ia sering melakukan hal ini hingga lapisan kulitnya rusak parah dan ia dikatakan memiliki dermatitis kontak ringan.
Kondisi ini bukan disebabkan oleh formula perawatan kulit yang digunakan, melainkan disebabkan oleh tindakan fisik seperti menggosok dan menggesek kapas terlalu sering.
Yoo menyarankan, "Jika harus menggunakan kapas, alih-alih memilih kapas dengan emboss atau tekstur, pilihlah yang tidak bertekstur sama sekali, yang benar-benar halus."
"Saat menggunakan kapas, pastikan kapas tersebut benar-benar basah kuyup atau cukup basah, sehingga permukaan yang kering tidak menggores kulit. Hindari menekan jari saat mengusap kapas ke wajah," tegasnya.
3. Meninggalkan air pembersih kosmetik tanpa dibilas
Memang benar bahwa dalam air pembersih makeup biasanya mengandung deterjen yang lebih lembut.
Namun, zat tersebut masih merupakan surfaktan yang dapat melarutkan faktor pelembab alami dan lipid alami pada wajah yang seharusnya dilindungi.
Yoo mengatakan bahwa banyak dermatologis yang benci jika air penghapus makeup tidak segera dibilas.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dr. Roberta Del Campo, MD, dermatologis di Florida, Amerika Serikat.
Di artikel NBC News, Roberta memberi saran untuk membersihkan dengan lembut wajah dengan air hangat setelah menggunakan cairan pembersih makeup.
4. Mengobati semua area pada kulit secara merata
Penting untuk memahami perbedaan fisiologis berbagai area pada kulit Anda.
Banyak orang memiliki T-zone yang cenderung lebih berminyak.
Area pipi adalah tempat yang sering memiliki bintik matahari dan hiperpigmentasi.
Area mata akan menjadi yang paling tipis dan mungkin paling halus dan sensitif.
Beberapa orang memiliki rosacea di pipi mereka. Hal itu tentu perlu diperhatikan dengan sedikit berbeda.
"Jika pada panduan sebuah skincare mengatakan untuk memberikannya di seluruh wajah, Anda tidak perlu mendengarkannya 100 persen," kata Yoo.
"Anda dapat menyesuaikan instruksi dengan kebutuhan kulit Anda," tegas Yoo.
5. Menggunakan berbagai bahan aktif
Banyak orang yang mendapatkan resep obat jerawat.
Namun, mereka juga percaya bahwa mereka perlu menggunakan produk perawatan kulit untuk kulit berjerawat, seperti pembersih wajah khusus jerawat, toner khusus jerawat, serum jerawat, krim siang, dan krim malam.
Yoo mengatakan bahwa, "selalu menghidrasi dan pelembab adalah hal yang paling penting di masa remaja dan awal 30-an".
Melembabkan kulit menciptakan lingkungan yang tepat bagi kulit Anda untuk melakukan tugasnya sendiri.
6. Tidak menggunakan pelembab untuk kulit berminyak
Beberapa orang memiliki kulit berminyak tapi tidak terhidrasi dengan baik.
"Begitu mereka mulai benar-benar menghidrasi dan memberi nutrisi dan melembabkan kulit, Anda akan sadar bahwa kulit Anda sebenarnya kembali seimbang," ujar Yoo.
7. Menggunakan terlalu banyak obat jerawat
Tidak dapat disangkal bahwa asam salisilat, benzol peroksida yang ada dalam obat jerawat dapat bekerja kilat dan memberikan hasil dalam semalam.
Namun Yoo menjelaskan, "ada baiknya untuk memberikan kulit Anda sedikit lebih banyak waktu untuk berfungsi dan memperbaiki dan memulihkan dengan sendirinya daripada mengandalkan obat jerawat untuk menghilangkan jerawat."
8. Menggunakan terlalu banyak produk
Menurut Yoo, melakukan berbagai tahapan tanpa berpikir dan menumpuk produk perawatan kulit dapat menimbulkan masalah.
Anda perlu memberi diri cukup waktu untuk mengenali kulit Anda dan mengidentifikasi apa yang dibutuhkan kulit.
Tidak hanya itu, kulit Anda memiliki batas untuk menyerap produk.
Yoo menyebut dari lapisan ketiga atau keempat mungkin hanya "duduk" di atas kulit dan tidak meresap.
Dengan kata lain, Anda tidak mendapatkan hasil maksimal dari produk perawatan kulit yang diterapkan.
9. Menggunakan perawatan kulit anti-penuaan terlalu dini
Bahan aktif pada perawatan anti-aging atau anti-penuaan seperti retinol, vitamin C, dan semacamnya memang memberikan hasil dengan mendorong sel-sel kulit Anda untuk melakukan hal tertentu.
Jadi di satu sisi, bahan-bahan itu seperti melatih sel-sel kulit.
"Kulit dengan sengaja harus mengalami stres, dan tentu proses ini bisa sangat bagus bagi seseorang yang memiliki kulit yang menua atau seseorang yang memiliki kulit dewasa," ujar Yoo.
Namun, menyebabkan stres yang tidak perlu pada kulit dapat menyebabkan penuaan dini atau peradangan, terutama pada kulit remaja dan 20-an tahun.
Artikel di WebMD turut menyatakan bahwa memakai anti-penuaan saat usia remaja dan 20-an tidak perlu.
Yoo menegaskan, "Hal terbaik yang dapat dilakukan untuk menjaga keremajaan kulit adalah memastikan kulit tetap terhidrasi dan lembab.
"Oleskan juga tabir surya setiap hari jika ingin keluar rumah. Jauhi juga makan penyebab radang dan bengkak seperti makanan-makanan pedas dan berminyak," tegasnya.
10. Cobalah mengganti sarung bantal menjadi sutra
Saran yang terakhir bukanlah kesalahan perawatan kulit, melainkan perubahan kebiasaan. Mengganti sarung bantal katun menjadi sutra dapat mencegah tumbuh jerawat.
Yoo berkata, "Jerawat kecil yang tiba-tiba tumbuh dan mengganggu tidak lagi muncul setelah memakai sarung bantal sutra."
Artikel di Good House Keeping menyatakan bahwa sarung bantal sutra jauh lebih higienis dan dapat mengatur suhu lebih baik sehingga tidak panas di kulit wajah.
Panas adalah salah satu hal yang mempercepat penuaan.
Sarung bantal katun umumnya lebih menyerap cairan sehingga mengikat semua keringat dan lapisan pelembab yang sudah dioleskan ke kulit sebelum tidur, berbeda dengan sutra yang cenderung tidak menyerap air.
https://health.kompas.com/read/2022/05/27/140000168/10-kesalahan-penggunaan-skin-care-yang-bikin-kulit-iritasi