KOMPAS.com - Penderita GERD sering kali harus berlangganan menelan obat, selain mengubah pola makan dan gaya hidup lainnya.
Mengutip Verywell Health, hal itu karena penderita GERD memiliki refluks asam kronis yang sering kambuh, paling tidak 2 kali seminggu.
Refluks asam adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali dari perut ke kerongkongan.
Ditandai dengan mual dan sensasi terbakar di dada (heartburn) biasanya setelah makan, yang mungkin lebih buruk di malam hari atau saat berbaring.
Namun, beberapa obat GERD memiliki efek samping bagi kesehatan yang penting diperhatikan. Apa saja itu?
Mengutip GoodRx Health, tiga kelompok obat utama untuk mengatasi refluks asam dan GERD adalah antasida, H2 blocker, dan PPI.
Antasida bekerja dengan cepat untuk mengatasi mulas. Namun, jika gejala Anda sering dan mengganggu, Anda mungkin memerlukan sesuatu yang lebih kuat, seperti H2 blocker atau PPI.
Berikut ulasan singkat mengenai obat GERD tersebut yang memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan:
1. Antasida
Mengutip GoodRx Health, antasida membantu meredakan gejala refluks asam, seperti mulas dengan menetralkan asam di perut Anda.
Antasida dapat meredakan gejala GERD, tetapi tidak mencegah penyakitnya terjadi.
Antasida tersedia dalam berbagai bentuk. Antasida ada yang mengandung beberapa kombinasi kalsium, magnesium, dan aluminium.
Contoh jenis obat GERD ini meliputi:
Antasida merupakan obat yang dijual bebas dan sering kali merupakan obat pertama yang dicoba orang untuk meredakan mulas.
Misalnya, jika makanan pedas membuat Anda mulas, Anda bisa minum antasida sebelum makan sesuatu yang pedas.
Efek samping
Mengutip GoodRx Health, ada beberapa hal yang perlu diingat saat mengonsumsi antasida, yaitu sebagai berikut:
Jika gejala GERD Anda belum membaik setelah 2 minggu mengonsumsi antasida, Anda mungkin memerlukan obat yang lebih kuat.
2. Histamin-2 (H2) blocker
Mengutip GoodRx Health, H2 blocker adalah kelas obat GERD yang bisa meredakan refluks asam. Beberapa H2 blocker bisa juga mengatasi tukak lambung dan usus.
Obat GERD ini berkerja dengan memblokir reseptor kimia di perut yang disebut reseptor histamin-2.
Ini berperan menurunkan jumlah asam yang diproduksi oleh perut, terutama setelah makan.
Mengutip WebMD, jadi H2 blocker paling baik diminum 30 menit sebelum makan.
Obat GERD ini juga dapat diminum sebelum tidur untuk menekan produksi asam di malam hari. Contoh resep H2 blocker:
Cimetidine dan Famotidine tersedia sebagai obat yang dijual bebas (OTC), sementara Nizatidine biasanya obat yang diresepkan dokter.
Efek samping
Mengutip GoodRx Health, efek samping dari H2 blocker biasanya jarang terjadi.
Jika memang terjadi, biasanya ringan. Di bawah ini adalah efek samping yang umum dari obat-obatan:
Efek samping yang lebih serius dari H2 blocker dapat terjadi pada orang yang memiliki masalah ginjal atau hati dan mereka yang berusia di atas 50 tahun, misalnya:
Efek samping tersebut paling sering terjadi pada cimetidine, meskipun dapat terjadi pada H2 blocker apa pun.
3. Proton Pump Inhibitors (PPI)
Mengutip GoodRx Health, PPI bekerja di dalam sel-sel lapisan perut. Mereka memblokir enzim -H+/K+ ATPase, yang menghasilkan asam lambung.
Hal ini menyebabkan perut membuat lebih sedikit asam, yang mengurangi gejala mulas dan GERD.
Kelas obat GERD ini meliputi:
Semua PPI tersedia dalam bentuk obat yang dijual bebas, kecuali untuk pantoprazole dan juga dengan resep dokter.
Efek samping
PPI biasanya memiliki efek samping yang ringan yang meliputi:
Ketika jenis obat GERD ini digunakan untuk waktu yang lama, efek samping yang serius mungkin terjadi, seperti:
Penting diketahui bahwa tidak semua orang yang mengkonsumsi obat GERD jenis ini akan mengalami efek samping tersebut.
Hanya saja efek samping tersebut terlihat dalam kasus GERD sebelumnya, yang menggunakan PPI dalam jangka panjang.
https://health.kompas.com/read/2022/10/06/163000868/obat-gerd-dan-efek-sampingnya-yang-perlu-diperhatikan