Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kadar Gula Darah Tak Pengaruhi Pelepasan Insulin dan Glukagon

Hormon pertama bernama insulin, bertugas menurunkan kadar glukosa darah. Caranya dengan melakukan transpor aktif glukosa ke dalam sel.

Hormon yang kedua adalah glukagon. Tugasnya meningkatkan kadar glukosa darah. Caranya memicu pemecahan lemak dan gula otot (glikogen) menjadi glukosa, sehingga tubuh tidak mengalami kondisi hipoglikemia.

Diduga, fungsi kedua hormon itu dipengaruhi oleh naik turunnya kadar gula darah, sehingga tidak mungkin keduanya bekerja bersamaan. Sayangnya dugaan itu tidak pernah ada buktinya.

Hingga saat ini, belum pernah ditemukan reseptor peka glukosa. Baik itu di pankreas ataupun saraf pusat. Sebaliknya banyak sekali penelitian yang membuktikan glukagon dan insulin dapat dilepaskan bersamaan.

Dengan demikian, dugaan insulin dan glukagon bekerja secara antagonis tidak terbukti. - (RP Cornell, Hyperinsulinemia and hyperglucagonemia in fasted rats during liver regeneration, 1981;240.)

Faktor pelepasan insulin dan glukagon

Sebaliknya, banyak sekali penelitian yang menemukan berbagai faktor yang memengaruhi pelepasan insulin dan glukagon. Hal itu sama sekali tidak berhubungan dengan naik turunnya kadar glukosa darah.

Insulin, hormon pankreas yang paling dikenal, dihasilkan oleh sel beta pankreas.  Banyak hal yang memengaruhi pelepasan insulin. Yang paling banyak dikaji saat ini adalah inkretin. Kajian tentang inkretin sangat menarik karena berkaitan dengan aktivitas harian. - (JJ Holst, The incretin system in healthy humans: The role of GIP and GLP-1, 2019)

Inkretin, terutama GIP dan GLP-1 terbukti memengaruhi pelepasan insulin di sel beta pankreas. Pada GLP-1 disertai aksi penghambatan pelepasan glukagon, sedangkan GIP tidak memiliki efek penghambatan tersebut.- (JJ Holst). 

Inkretin adalah hormon yang dihasilkan saluran cerna. GLP-1 dihasilkan oleh sel L yang berada di saluran cerna bagian atas. Sedangkan GIP dihasilkan oleh sel K yang berada di saluran cerna bagian bawah. Kedua hormon tersebut pelepasannya dipengaruhi oleh pelepasan makanan. - (JJ Holst).

Informasi tentang GIP dan GLP-1 melahirkan penelitian tentang obat-obat yang bersifat GLP-1 agonis. Diharapkan penggunaan obat ini bisa memicu kembali fungsi insulin.

Pemahaman itu sungguh rancu. Di satu pihak tetap beranggapan diabetes karena kerusakan sel beta, sehingga tidak lagi memproduksi insulin secara adekuat. Namun beranggapan perangsangan bisa memicu pelepasan dari sel yang sudah rusak.

Pemberian agonis GLP-1 akan bermanfaat jika sel beta memang tidak rusak. Kerusakan tentu saja tidak akan sanggup merespon sebuah rangsangan.

Agonis GLP-1 yang memicu pelepasan insulin menunjukkan fungsi pankreas yang masih baik. Fenomena terlihat jelas pada pasien-pasien post operasi bariatrik.

Pada pasien-pasien obesitas, sering dilakukan operasi bariatrik. Di mana sebagian saluran cerna yang banyak mengandung sel K penghasil GIP dipotong, sehingga yang banyak tertinggal adalah sel L yang banyak mengandung GLP-1.

Pasien-pasien sering mengalami hipoglikemia post prandial (setelah makan) . Padahal pada umumnya justru terjadi kenaikan gula darah post prandial.

Hal itu diakibatkan penghambatan pelepasan glukagon oleh GLP-1. Dengan demikian dapat disimpulkan, saat makan glukagon juga dilepaskan, membentuk keseimbangan dengan insulin yang dilepaskan pada saat yang sama. - (Salehi M, Vella A, McLaughlin T, Patti ME: Hypoglycemia After Gastric Bypass Surgery: Current Concepts and Controversies, 2018.)

Alanin ternyata berperan dalam pelepasan glukagon. Peran alanin dalam memicu pelepasan glukagon post prandial, menjelaskan dari mana hewan karnivora memperoleh kebutuhan glukosa. - (WA Müller, GR Faloona, RH Unger: The effect of alanine on glucagon secretion, 1971)

Alanin itu tidak hanya yang berasal dari makanan, tetapi juga dari proses pemecahan protein di dalam tubuh. Selain alanin, glukagon pelepasannya dirangsang oleh epinefrin dan norepinefrin melalui reseptor alfa adrenergik.

Reseptor ini terletak di pankreas, dan secara spesifik merangsang sel alfa pankreas, bukan sel lainnya. - (Y Zhang, E Shumilina, HU Häring, F Lang, S Ullrich: Epinephrine-induced hyperpolarization of pancreatic islet cells is sensitive to PI3K-PDK1 signaling, 2009)

Namun yang menarik adalah saat terjadinya hiperglikemia post prandial. Ternyata hal tersebut bukan disebabkan oleh ketiadaan insulin, melainkan oleh rangsangan alanin.

Hal itu berlawanan dengan pandangan selama ini, di mana ketiadaan insulin dianggap sebagai penyebabnya. Hal itu yang seharusnya menjadi evaluasi dalam pemeriksaan kadar glukosa darah.

Idealnya saat pemeriksaan kadar gula darah post prandial dibatasi hanya sumber asupan karbohidrat saja. Tidak dengan makanan kombinasi seperti yang selama ini dilakukan.

Memposisikan glukagon dan insulin dalam posisi berlawanan adalah kekeliruan, sehingga kita tidak bisa melihat fungsi katabolik dan anaboliknya. Padahal kedua fungsi tersebut bersinergi dalam metabolisme tubuh. Jadi sekali lagi tidak tepat jika diabetes disebabkan oleh ketiadaan insulin. Diabetes adalah kondisi hiperglukagonemia. Hipoinsulinemia yang tidak disertai hiperglukagonemi tidak akan meningkatkan kadar glukosa darah.

Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.

https://health.kompas.com/read/2022/10/31/110123868/kadar-gula-darah-tak-pengaruhi-pelepasan-insulin-dan-glukagon

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke