Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Neuropati Perifer Tingkatkan Risiko Kematian Penderita Diabetes

KOMPAS.com - Neuropati perifer dapat meningkatkan risiko kematian penderita diabetes.

Mengutip Medscape, diabetes dapat menyebabkan banyak komplikasi kesehatan serius, salah satu yang paling umum adalah neuropati perifer.

Komplikasi diabetes tersebut disebut juga sebagai neuropati perifer diabetik.

Selanjutnya dikutip dari ACP Diabetes, penderita diabetes dengan neuropati perifer memiliki risiko kematian yang signifikan.

Itu berdasarkan studi kohort prospektif yang menggunakan data dari National Health and Nutrition Examination Survey pada 7.116 orang dewasa berusia 40 tahun atau lebih.

Hasil selama 13 tahun tindak lanjut studi menunjukkan bahwa angka kematian orang dengan diabetes dan neuropati perifer 57,6 per 1.000 orang per tahun.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas tentang risiko neuropati diabetik pada penderita diabetes dan cara mengatasinya.

Seberapa umum neuropati perifer pada penderita diabetes?

Mengutip Medscape, neuropati perifer memengaruhi 50 persen pasien dengan diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Dalam acara "Demystifying Neuropathy Forum" pada Jumat (19/5/2023), Aalok Agrawal, Wakil Presiden Senior P&G Health, Asia, India, Timur Tengah, dan Afrika mengatakan bahwa 1 dari 2 penderita diabetes menderita neuropati perifer.

Dalam banyak kasus, diagnosis dini neuropati perifer pada penderita diabetes tidak dilakukan.

Bahkan, Prof. Rainer Freynhagen, Kepala Departemen Anestesiologi, Perawatan Intensif, dan Pengobatan Nyeri di Rumah Sakit Benedictus Tutzing & Feldafing Jerman mengatakan bahwa berbagai studi yang dipublikasikan di berbagai negara menunjukkan hingga 80 persen pasien diabetes tidak didiagnosis dan diobati dengan tepat.

Sehingga, ada potensi angka kematian semakin tinggi pada penderita diabetes yang mengembangkan neuropati perifer.

Sementara itu, angka kematian penderita diabetes pada 2021 mencapai 6,7 juta, seperti yang dikutip dari International Diabetes Federation (IDF).

Jumlah penderita diabetes diproyeksikan meningkat menjadi 643 juta pada 2030 dan 783 juta pada 2045.

Di Indonesia, jumlah penderita diabetes meningkat dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021.

Indonesia naik dari peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-5 sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi di dunia.

Bagaimana cara mencegah neuropati perifer parah pada penderita diabetes?

Dikutip dari Medscape, begitu penderita diabetes menderita neuropati, gejalanya akan bertahan tanpa batas waktu.

Gejala neuropati perifer diabetik meliputi:

  • Mati rasa
  • Kesemutan
  • Nyeri tajam dengan sensasi ditusuk atau terbakar
  • Otot melemah
  • Kepekaan ekstrem terhadap sentuhan ringan

Tidak ada pengobatan yang tersedia saat ini untuk menyembuhkan neuropati perifer diabetik.

Pendekatan terbaik adalah mengendalikan diabetes dan faktor risiko lainnya.

Berikut langkah-langkah yang dapat membantu mencegah atau memperlambat neuropati perifer pada penderita diabetes berkembang semakin parah:

  • Kontrol kadar gula darah pada tingkat normal
  • Pertahankan tekanan darah normal
  • Berolahraga secara teratur, sesuai dengan rekomendasi dokter
  • Berhenti merokok
  • Batasi jumlah asupan alkohol, karena alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan neuropati atau memperburuk kondisi itu
  • Makan makanan yang sehat dan hindari peningkatan kadar trigliserida dalam darah
  • Mempertahankan berat badan yang sehat
  • Konsultasi atau cek kesehatan rutin dengan dokter Anda

Dokter biasanya juga akan memberikan resep obat untuk mengendalikan rasa nyeri neuropati.

https://health.kompas.com/read/2023/05/22/140000268/neuropati-perifer-tingkatkan-risiko-kematian-penderita-diabetes

Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke