Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diimbau Waspadai Flu Burung

Kompas.com - 04/02/2008, 21:15 WIB

JAKARTA, SENIN - Penularan flu burung (AI) dari unggas ke manusia masih terus terjadi. Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar meningkatkan kewaspadaan dan tanggap terhadap unggas yang sakit dan mati mendadak, serta membiasakan hidup bersih dan sehat agar terhindar dari serangan virus tersebut.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Departeamen Kesehatan Lily S Sulistyowati, dalam siaran pers, Senin (4/2), di Jakarta, langkah-langkah antisipasi untuk menghindari terjangkit virus flu burung dapat dilakukan dengan tidak menyentuh ayam, bebek, dan unggas lain yang sakit atau mati. Biasakan mencuci pakai sabun tangan dan peralatan masak, pisahkan unggas dari manusia.

“Bila ada gejala flu dan demam setelah berdekatan dengan unggas,segera periksakan ke puskesmas terdekat. Selain itu, gunakan sarung tangan, penutup mulut dan hidung saat memegang unggas, jangan memakan unggas yang sakit atau mati, sembelih, bakar, kubur unggas yang sakit atau mati, dan jangan biarkan anak-anak bermain dengan unggas,” kata Lily. Jika demam atau dirasa setelah kontak dengan unggas, masyarakat dianjurkan segera periksa ke dokter atau rumah sakit terdekat.

Hingga tanggal 3 Februari lalu, jumlah kumulatif kasus penularan flu burung pada manusia telah mencapai 126 kasus, dan 103 korban di antaranya meninggal dunia. Hal ini berarti angka kematian kasus flu burung pada manusia sebesar 81,7 persen atau tertinggi di dunia. Adapun provinsi dengan angka kasus flu burung tertinggi di Indonesia adalah Jawa Barat (31 kasus, 25 penderita di antaranya meninggal), DKI Jakarta (30 kasus, 26 meninggal), dan Banten (25 kasus, 22 meninggal).

Dua kasus terakhir adalah Su dari Kota Tangerang, Propinsi Banten dan Sa dari Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Keduanya dinyatakan positif terinfeksi H5N1 berdasarkan pemeriksaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Depkes dan Laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Su, ibu rumah tangga berusia 29 tahun, warga Kelurahan Gondrong, Kecamatan  Cipondoh, Kota Tangerang, mulai sakit pada 22 Januari dengan gejala batuk, demam dan sesak napas. Kemudian, pada 28 Januari lalu ia masuk Rumah Sakit Usada Insani dan sehari kemudian (29/1) dirujuk ke RS Persahabatan, Jakarta Timur.  Pasien meninggal dunia pada 2 Februari, pukul 19.30. Tetangga di sekitar tempat tinggal Su ditemukan memelihara ayam namun belum diketahui apakah ayam itu terinfeksi H5N1.

Kasus berikutnya, Sa (38), perempuan asal Kampung Gondang, Kelurahan Kali Deres, Jakarta Barat, mulai sakit pada 24 Januari lalu dengan gejala batuk, demam, pilek dan sakit tenggorokan. Kemudian, pada 26 Januari, ia masuk RS MH. Thamrin Tangerang dan tiga hari kemudian dirawat di RS Usada Insani.

Pada 1 Februari lalu, Sa akhirnya dirujuk ke RS Persahabatan Jakarta dan masih dirawat dengan menggunakan ventilator. Satu minggu sebelumnya, ia  berkunjung ke rumah orang tuanya di Kampung Cagak yang bertetangga dengan pengumpul entog. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com