Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap, Pesawat Kecil Diminta Berhati-hati

Kompas.com - 26/02/2008, 17:05 WIB

MEDAN, SELASA -- Kabut asap yang menyelimuti wilayah pesisir Timur Sumatera Utara dalam beberapa hari terakhir dianggap cukup membahayakan bagi penerbangan, terutama untuk pesawat-pesawat kecil yang terbang rendah. Kabut yang menyelimuti daerah perbukitan dan pegunungan masih tebal sehingga mengganggu jarak pandang dan manuver pesawat.

Menurut Kepala Analisa dan Prakiraan Kantor Badan Metereologi dan Geofisika Stasiun Bandara Polonia Medan, Firman, mengatakan, kabut asap memang fenomena yang biasa terjadi saat musim kemarau di daerah pesisir Timur Sumatera Utara (Sumut). Jarak pandang di Bandara Polonia pada pukul 08.00 wib mencapai 4.000 meter, dan berkurang menjadi 3.000 meter pada pukul 10.00 wib. "Jarak pandang ini masih belum mengganggu penerbangan, terutama pesawat-pesawat besar . Hanya saja untuk pesawat-pesawat kecil harus ekstra hati-hati terutama jika melintasi daerah perbukitan karena kabut sedikit agak tebal," ujar Firman di Medan, Selasa (26/2).

Firman juga mengungkapkan, beberapa bandara kecil di Sumut seperti Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara, Aek Godang di Tapanuli Selatan, Pinang Sori di Tapanuli Tengah hingga Binaka di Kabupaten Nias terganggu oleh fenomena kabut asap ini. "Bandara internasional seperti Polonia relatif tidak terganggu karena untuk landing maupun take off mengandalkan instrumen elektronik hingga gelombang radio, sementara di bandara-bandara kecil masih sangat tergantung dengan kemampuan visual penerbang," ujar Firman.

Administratur Bandara Polonia, Yuli Sudoso, mengatakan, peringatan soal bahaya kabut asap ini sudah diberikan setiap hari kepada maskapai penerbangan. "Pilot pesawat kan mendapat data informasi cuaca di bandara keberangkatan maupun kedatangan. Meski jarak pandang masih belum terlalu mengganggu, tetapi kami tetap meminta penerbang untuk berhati-hati karena kalau tidak turun hujan, kabut asap dari Riau bisa terus menyebar ke Polonia," ujar Yuli.

Yuli meminta kepada setiap pilot pesawat untuk tidak memaksakan pendaratan pesawat jika jarak pandang tidak memungkinkan. "Apabila jarak pandang sangat buruk, kurang dari 800 meter sebaiknya mereka tidak usah dulu mendarat di Polonia. Lebih baik penerbang mendahulukan prosedur standar keselamatan penerbangan, jangan memaksakan diri," katanya.

Menurut Yuli, berdasarkan pantauan dari udara, kabut asap menyelubungi rute penerbangan dari Palembang, Riau hingga Medan. Data dari BMG Stasiun Bandara Polonia Medan mencatat terdapat 100 titik api di pesisir Timur Sumut dan Riau sejak tanggal 21 Februari hingga kemarin.

Titik api ini menyebar dari Kabupaten Labuhan Batu, Tapanuli Selatan dan sedikit di wilayah Asahan. "Namun dari citra satelit titik api yang paling banyak ada di Provinsi Riau, dari mulai Dumai, Rokan Hilir hingga Bengkalis," kata Firman.

Dia mengatakan, kabut asap yang menyelimuti Medan dan kota-kota lain di pesisir Sumut akan bertahan hingga beberapa hari ke depan. Potensi hujan masih belum ada pada bulan-bulan ini. "Kabut asap ini baru bisa hilang oleh curah hujan yang merata dengan intensitas yang lebat," katanya.

Firman mengungkapkan, khusus untuk wilayah Sumut meski titik api belum terlalu banyak dibanding di Riau, sangat mungkin jumlahnya akan bertambah jika musim kemarau berlanjut. "Biasanya di bulan Agustus, saat kemarau mencapai puncaknya jumlah titik api di Sumut semakin bertambah banyak," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com