Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kaitan Seks di TV dengan Tingginya Kehamilan Remaja

Kompas.com - 05/11/2008, 00:03 WIB

Angka kehamilan remaja di AS telah merosot sejak 1991, namun tetap tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya. Hampir sejuta gadis berusia antara 15 hingga 19 tahun hamil setiap tahunnya, atau sekitar 20 persen wanita yang aktif secara seksual dalam kelompok umur tersehut.

Sebagian besar kehamilan itu tak direncanakan, kata laporan itu.

Para ibu muda kemungkinan besar meninggalkan bangku sekolah, membutuhkan bantuan masyarakat dan hidup dalam kemiskinan, kata laporan itu.

Televisi hanyalah satu bagian dari diet media remaja yang membantu mempengaruhi tingkah laku mereka. Kita juga hendaknya melihat pada peran yang dimainkan majalah, Internet dan musik dalam kesehatan reproduktif remaja," kata Chandra, sambil mengakui masih adanya faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kebiasaan seks remaja.

Tinggal bersama keluarga dengan dua orang tua mengurangi peluang seorang remaja menjadi hamil atau menyebabkan kehamilan. Para remaja kulit hitam dan mereka yang mengalami masalah disiplin, memiliki risiko lebih tinggi.

Laporan itu menyarankan berbagai stasiun televisi agar memberikan penggambaran yang lebih realistik mengenai berbagai konsekuensi seks dan orang tua membatasi akses anak-anak mereka pada acara yang mengandung unsur seks secara terang-terangan.

Sikap agresif

Pengkajian kedua dalam jurnal itu memperkuat bukti yang telah ada bahwa anak-anak yang memainkan game video kekerasan, suatu kecenderungan global dengan anak-anak Amerika rata-rata bermain game jenis ini selama 13 jam per pekan, akan menyebabkan tingkah laku agresif secara fisik.

Para peneliti dari AS dan Jepang mengevaluasi lebih dari 1.200 anak Jepang dan 364 anak Amerika antara 9 sampai 18 tahun dan menemukan "faktor risiko yang signifikan bagi sikap agresif secara fisik di kemudian hari ... pada semua kebudayaan yang amat berbeda."

Sikap agresif di kalangan anak-anak juga terkait dengan kekerasan pada masa mendatang, demikian menurut pengkajian oleh para peneliti dari Universitas Negara Bagian Iowa di Ames, Institut Nasional mengenai Media dan Keluarga di Minneapolis dan Universita Ochanomizu dan Universitas Keio di Tokyo.(ANT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com