Kalsium, fosfor, dan magnesium merupakan tiga serangkai mineral penting untuk pembentukan tulang dan kerangka tubuh yang normal, sehingga sangat dibutuhkan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan juga oleh orang dewasa untuk menghambat laju osteoporosis.
Tembaga merupakan salah satu mineral antioksidan. Kekurangan mineral ini dapat menggangu mekanisme normal tubuh dalam mengeliminasi keberadaan radikal bebas yang senantiasa terbentuk di dalam tubuh.
Mineral tembaga (Cu) dapat membentuk kompleks dengan sistem enzim antioksidan Superoksida Dismutase (SOD) yang berperan dalam menetralisasi radikal superoksida.
Hal yang sangat menarik perhatian dari komposisi mineral leci adalah perbandingan antara potasium (K) dan sodium (Na) yang sangat tinggi, yaitu 171:1. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena makanan olahan yang kita konsumsi sehari-hari umumnya mengandung Na tinggi, tetapi sangat rendah K. Hal tersebutlah yang menyebabkan semakin meningkatnya jumlah penderita hipertensi di Indonesia.
Kalium (disebut juga sebagai potasium) sangat berperan penting dalam meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Dengan demikian, patut disayangkan jika proses pengolahan pangan seringkali menyebabkan rendahnya rasio kalium terhadap natrium, akibat pemakaian garam dapur dan MSG (penyedap rasa) yang berlebihan.
Konsumsi bahan pangan yang tinggi K diharapkan dapat mengimbangi tingginya Na akibat konsumsi makanan yang banyak mengandung MSG dan garam. Rasio Na dan K dalam makanan sehari-hari yang sangat dianjurkan adalah 1:1. Komposisi gizi secara lengkap dari buah leci dapat dilihat pada Tabel 1.
Kadar asam pada buah leci mencapai 0,20–0,64 persen. Jenis asam paling dominan adalah asam malat yang mencapai 80 persen, sedangkan 20 persen sisanya terdiri dari asam sitrat, suksinat, levulinat, fosfat, glutarat, malonat, dan asam laktat. Kombinasi gula dan berbagai jenis asam tersebut menyebabkan leci memiliki cita rasa yang manis dan menyegarkan.
Obati Batuk dan Luka Lambung
Dalam sejarah pengobatan, buah leci dipercaya dapat mengobati batuk serta memiliki efek yang menguntungkan untuk menyembuhkan gastralgia, tumor, dan pembesaran kelenjar.
Telah dilaporkan bahwa pemberian leci segar di Florida, dapat menyembuhkan luka lambung, sehingga penderita yang sebelumnya merasa terganggu dapat kembali menikmati makanan dengan enak. Penyebab pasti dari hal tersebut belum diketahui secara ilmiah.
Seperti halnya buah lengkeng dan aprikot, buah leci juga tergolong ke dalam buah yang bersifat panas (karena kebanyakan matang di hawa dingin), sehingga sangat cocok dikonsumsi kelompok orang yang badannya lemah dingin.
Energi vital dan limpa mereka kebanyakan lemah, metabolisme dasarnya rendah, tubuhnya kurang menghasilkan energi, kaki dan tangannya juga terasa dingin di hari-hari yang panas sekalipun. Wajah mereka lebih putih daripada orang biasa, dan jarang merasa haus, serta tidak suka mengonsumsi makanan dingin. Buah-buahan yang bersifat panas sangat bermanfaat bagi mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.