Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKKBN Sebut Otak Anak "Stunting" Masih Bisa Berkembang hingga 20 Tahun

Kompas.com - 14/11/2024, 12:00 WIB
Khairina

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan, otak anak yang dinyatakan stunting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau usia 0-2 tahun masih bisa berkembang hingga usia 20 tahun atau 8.000 HPK.

"Walaupun setelah pemeriksaan di rumah sakit dia (anak) dikatakan, diagnosisnya stunting, sebenarnya dengan teori 8.000 HPK, pertanyaannya otak masih bisa diselamatkan enggak? Masih. Tingginya masih bisa dikejar enggak? Masih," kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Irma Ardiana, Rabu (14/11/2024), seperti ditulis Antara.

Baca juga: Kecukupan Gizi Ibu Hamil: Kunci Utama Cegah Stunting sejak Dini

Walaupun perkembangan otak anak yang didiagnosis stunting tidak sama dengan anak yang normal, kata dia, masih ada potensi untuk tumbuh dan berkembang.

"Kalau dari tinggi, anak-anak kita itu memang 50 persen pesatnya itu ada di usia 5 tahun, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa nanti ada kurva pertumbuhannya, itu pada saat mereka pubertas. Kemudian yang perkembangan otak itu memang dia sudah agak menurun, tetapi nanti dia akan meningkat lagi," ujar Irma.

Meski pertumbuhan anak yang didiagnosis stunting cenderung lambat, menurut Irma, potensi mereka untuk tumbuh dan berkembang masih bisa ditingkatkan melalui stimulasi dengan catch up growth (mengejar pertumbuhannya).

"Jadi catch up growth itu adalah ketika dia memang dengan definisi penegakan diagnosis oleh dokter, distimulasi kuat jadi diajak bermain, kemudian misal kelemahannya pada bicaranya atau apa, kita punya referensi yang baik ya di Jamaica (Amerika Utara)," paparnya.

Baca juga: IDAI: Posyandu Harus Bisa Jadi Wadah Pencegahan Stunting Primer

Ia mengemukakan, di Jamaika, anak-anak dengan stunting dikelompokkan menjadi dua. Kelompok pertama hanya diintervensi melalui pemberian makanan, sedangkan kelompok kedua diberikan stimulasi.

"Dari dua ini, yang diberikan stimulasi menunjukkan perkembangan lebih baik daripada yang hanya diberikan makanan. Artinya, masih ada potensi perkembangan otak bagi si anak ketika diberikan stimulasi khusus, jadi memang lebih baik terus distimulasi sampai usia 20 tahun," tuturnya.

Irma juga menyebutkan, salah satu cara untuk mempercepat penurunan stunting yakni melalui pola asuh karena menentukan dua hal. Pertama, yakni apakah anaknya mendapatkan gizi sejak dalam kandungan. Kedua, apakah anaknya terlindungi dari risiko infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau