Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat ARV Hanya Cukup sampai Maret

Kompas.com - 07/01/2009, 03:00 WIB

Sukabumi, Kompas - Persediaan obat antiretroviral atau ARV untuk pengidap AIDS di Kota Sukabumi hanya cukup sampai Maret. Dinas Kesehatan Kota Sukabumi belum mendapat kepastian kapan Departemen Kesehatan akan mengirim ARV.

”Ada 70 pengidap AIDS pengguna ARV yang secara rutin berkonsultasi di dua rumah sakit di Kota Sukabumi. Jika terjadi keterlambatan pengiriman ARV, kami khawatir kondisi para pengidap AIDS akan memburuk,” kata Kepala Subdinas Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih, Selasa (6/1).

Para pengidap AIDS biasanya berkonsultasi di Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin dan Rumah Sakit Islam Assyiva.

Di Kota Sukabumi terdapat 235 pengidap HIV/AIDS sejak tahun 2000 hingga 2008.

Diperkirakan hanya sekitar 10 persen dari jumlah pengidap sesungguhnya karena kebanyakan masih enggan memeriksakan diri. Dari 235 pengidap, 90 pengidap di antaranya meninggal dunia, termasuk 19 pengidap yang meninggal sepanjang 2008.

Dari 145 pengidap yang tersisa, 70 pengidap di antaranya harus rutin mengonsumsi ARV setiap hari karena sudah dinyatakan terkena AIDS. Indikator kekebalan tubuh (CD4) mereka sudah berada di bawah 200 sehingga harus mengonsumsi obat ARV setiap hari untuk mempertahankan kekebalan tubuh.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Boyke Priyono mengatakan, pada tahun 2008 ditemukan empat bayi yang positif mengidap HIV.

”Virus berasal dari ibu mereka yang sudah terlebih dahulu dinyatakan positif HIV,” kata Boyke. Keempat bayi itu berumur lebih dari satu tahun. Mereka dinyatakan positif terkena HIV setelah diperiksa saat berusia setahun.

Empat bayi positif HIV

Boyke menyatakan, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mengawasi perkembangan dan asupan gizi keempat bayi yang dinyatakan positif HIV.

”Kekebalan tubuh bayi-bayi itu harus tetap dijaga dengan asupan gizi yang sangat baik. Kalau tidak, mereka akan lebih cepat terkena AIDS,” kata Boyke. Dengan kontrol perkembangan dan asupan gizi, bayi-bayi tersebut kemungkinan baru akan terkena AIDS ketika memasuki masa remaja.

Sementara itu, Rita menambahkan, klinik konsultasi baru di Kota Sukabumi sudah dibuka, selain di dua rumah sakit yang sebelumnya sudah rutin menjadi tempat konsultasi para pengidap HIV/AIDS. Klinik baru tersebut terdapat di Puskesmas Selabatu, Puskesmas Baros, dan Puskesmas Ciaul.

Rita mengatakan, dengan makin banyak tempat konsultasi diharapkan makin banyak pengidap HIV/AIDS yang bersedia memeriksakan diri sehingga kondisinya bisa terkontrol.

Pembukaan klinik baru tersebut juga efektif untuk menemukan anak-anak balita baru yang kemungkinan terinfeksi karena orangtuanya sudah lebih dahulu mengidap HIV/AIDS. (aha)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com