Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santriwati Itu Dihamili Jin?

Kompas.com - 13/01/2010, 16:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah jatuh tertimpa tangga, tampaknya peribahasa inilah yang cocok untuk menggambarkan kemalangan nasib KHF (15), santriwati korban pemerkosaan oleh pelaku yang diduga pimpinan sebuah pondok pesantren di Tangerang.

Seusai jadi korban perkosaan, derita KHF bertambah. Dirinya dituduh telah berzinah (melakukan hubungan badan) dengan pacarnya. Ironisnya, yang menuduh adalah si pelaku sendiri, HDN. Menurut ibu korban, Khadijah, tudingan berzinah tersebut lantas dijadikan alasan oleh pelaku untuk menolak mengakui perbuatannya memerkosa korban.

"Ya Mbak, waktu kami datang ke rumahnya untuk minta penjelasan, enggak ada rasa bersalahnya dia. Dia enggak mau ngaku kalau dia sudah memperkosa anak saya. Malah dia nuduh kalau anak saya hamil bukan sama dia, tapi sama pacarnya yang sering telepon-teleponan kalau di sekolah, katanya. Padahal, anak saya mah pendiem, lugu Mbak, enggak ngerti pacaran mah dia," ujar wanita itu saat ditemui di kantor PBHI, Jakarta Timur, Rabu (13/1/2010).

Khadijah menambahkan, saat tuduhannya itu dibantah oleh pihak keluarga KHF, pelaku masih mencoba berdalih dengan alasan lain. HDN mengatakan bahwa yang bertanggung jawab atas kehamilan korban adalah khodam (jin) yang dipelihara oleh pelaku. Menurut keterangan pelaku, dia menduga bahwa sang khodam marah karena sudah 8 bulan tidak disuguhi kemenyan.

HDN beralasan, ia kesulitan mendapatkan makanan sang khodam karena makanan itu hanya bisa didapatkan di Mekkah. Dia juga beralasan bahwa pada saat kejadian, sang khodam bereinkarnasi (berubah wujud) menjadi dirinya. Namun, keluarga korban tetap tidak memercayai keterangan pelaku. Keluarga KHF pun menantang pelaku untuk melakukan tes DNA.

Anehnya, pelaku menyanggupi tantangan melakukan tes DNA tersebut, tetapi tetap meyakini bahwa hasil tes DNA itu pasti akan menunjukkan bahwa sang khodam-lah pelakunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com