Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Pertanyakan Andi Nurpati

Kompas.com - 20/06/2010, 10:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri secara terbuka mempertanyakan merapatnya anggota Komisi Pemilihan Umum, Andi Nurpati, ke barisan Partai Demokrat pimpinan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum.

Oleh Anas, Andi didaulat menjadi Kepala Divisi Komunikasi Publik pada kepengurusan PD 2010-2015. "Jelas dalam perundang-undangan, KPU itu harus netral. Bukan hanya lembaganya, melainkan juga orang-orangnya. Itu menjadi suatu hal yang harus dipertanyakan dan sebuah pilihan. Kalau ingin menjadi anggota partai, harus keluar dari KPU," ungkap Mega kepada para wartawan di sela-sela acara gerak jalan memperingati hari lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni lalu, Minggu (20/6/2010) di Plaza Barat Gelora Bung Karno, Jakarta.

Mega menegaskan, KPU sebagai suatu lembaga publik harus netral, termasuk keanggotaannya. Andi Nurpati sendiri, pada Jumat lalu, mengatakan, dia akan mengundurkan diri dari KPU jika sudah dilantik menjadi pengurus PD.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa pinangan PD terhadap Andi Nurpati bak pemberian "suaka politik". Namun, Anas membantah memberikan suaka politik terhadap Andi Nurpati, yang sempat menjadi bulan-bulanan anggota DPR akibat kisruhnya penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009. Bahkan, DPR sempat membentuk pansus guna menyelidiki kecurangan pemilu. Selain itu, Anas juga membantah pemberian posisi kepala divisi kepada Andi adalah "upah" atas jasa KPU yang mendukung penggelembungan dan penggembosan surat suara yang menguntungkan PD, seperti yang dituduhkan partai oposisi.

Anas pun menjelaskan alasan dia meminang Andi Nurpati. "Dia tokoh muda. Perempuan. Dia tertarik dan cocok dengan misi Partai Demokrat," kata Anas kepada para wartawan seusai menghadiri pembukaan Munas II PKS di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Kamis (17/6/2010).

Menurut Anas, pinangan terhadap Andi hanyalah proses rekrutmen biasa dan sama seperti pengurus lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com