Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Persen Anak Indonesia Menderita Cacingan

Kompas.com - 09/07/2010, 04:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Setidaknya 20-30 persen anak di Indonesia mengalami cacingan. Di beberapa kawasan seperti di kepulauan, persentase cacingan pada anak bisa lebih dari 50 persen. Padahal, cacingan mempunyai dampak negatif terhadap proses tumbuh kembang anak.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, cacing perut yang ditularkan melalui tanah masih menjadi permasalahan kesehatan mendasar. Kecacingan tersebar luas, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.

Umumnya, ada tiga jenis cacing, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ankylostoma duodenale dan Necator americanus), serta cacing cambuk (Trichuris trichuria).

Masalah kecacingan tidak dapat dianggap remeh. Dokter spesialis anak sekaligus Koordinator Indonesia Sehat Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu, Dani Hendarman Supandji, mengatakan, kecacingan memengaruhi tumbuh kembang anak.

Cacing dapat menyerang mukosa usus dan mengisap makanan (karbohidrat dan protein) serta darah dalam tubuh manusia. Anak dapat mengalami kekurangan gizi sehingga terganggu pertumbuhan fisik dan otaknya.

”Anak kemudian menjadi lemas, mudah sakit, seperti sakit perut dan mencret. Anak yang sakit itu lalu sering kali tidak masuk sekolah sehingga proses belajarnya terganggu,” ujarnya. Biaya yang harus dikeluarkan akibat dari cacingan kemudian menjadi besar.

Tjandra Yoga mengatakan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah berniat menurunkan prevalensi cacingan hingga di bawah 20 persen tahun 2015. Hal itu dapat dicapai, antara lain, dengan meningkatkan cakupan pemberian obat cacing kepada anak sekolah dasar.

”Pemberian obat cacing albendazole dilakukan secara massal, terutama di daerah yang prevalensi cacingannya di atas 10 persen. Selain itu, prevalensi cacingan juga harus diputus mata rantainya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama cuci tangan pakai sabun,” ujarnya. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau