Benarkah hanya orang gemuk yang mengidap kolesterol tinggi? Jawabannya adalah tidak. Kadar kolesterol tinggi tidak berkaitan secara langsung dengan berat badan. Tubuh kurus belum tentu terbebas dari hiperkolesterolemia.
Kolesterol sangat dipengaruhi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh. Misalnya, makanan yang digoreng dengan minyak goreng yang dipakai berulangkali, makanan yang banyak mengandung lemak hewani, serta makanan yang tinggi karbohidrat.
Fakta menyebutkan, konsumsi makanan tinggi karbohidrat (terutama olahan) meningkatkan trigliserida, menurunkan kadar HDL dan meningkatkan partikel LDL dalam darah, membuat pola distribusi kolesterol yang tak sehat. Jadi, hiperkolesterolemia tak hanya diidap orang gemuk, yang kurus pun bisa.
Makanan-makanan Tinggi Kolesterol
Kolesterol dibentuk di hati berdasarkan kadar kolesterol dalam darah pada saat itu. Apabila kadar kolesterol pada saat itu jumlahnya cukup banyak, maka hati tidak memproduksi kolesterol. Demikian pula sebaliknya, ketika kadar kolesterol rendah, maka hati akan memproduksinya. Proses pembentukan kolesterol ini tidak mengenal pagi, siang, ataupun malam.
Untuk mengurangi risiko pembentukan kolesterol, hindari makanan-makanan yang dicurigai dapat menaikkan kolesterol dalam darah.
Kolesterol hanya terdapat dalam makanan asal hewan. Sumber utama kolesterol adalah hati, ginjal, kuning telur, daging, susu full cream , keju, udang, dan kerang. Namun pada ayam dan ikan, kandungan kolesterol relatif sedikit.
Tanpa Gejala
Menurut jurnal medis, peningkatan kolesterol tidak mengakibatkan gejala spesifik. Namun bila kadar kolesterol di atas 200 mg/dl, sebaiknya waspada akan risiko gangguan kardiovaskuler.
Konsumsi makanan secara seimbang dan kurangi konsumsi makanan dengan lemak jenuh berlebih (gorengan dan jeroan) adalah cara menurunkan risiko tersebut.