Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Terbaru Atasi Aritmia Jantung

Kompas.com - 13/08/2010, 13:42 WIB

Kompas.com - Pemberian obat merupakan tindakan pertama yang diberikan dokter untuk pasien yang mengalami gangguan irama jantung atau aritmia jantung. Obat ini bekerja untuk mencegah terjadinya serangan sehingga harus diberikan seumur hidup. Bila obat sudah tidak mampu lagi mengatasi serangan, baru diberikan tindakan non bedah yang disebut ablasi dengan frekuensi radio.

Menurut penjelasan dr.Muhamad Munawar, Sp.JP (K), teknik ablasi dilakukan menggunakan kateterisasi yang tipis dan panjang yang memasuki vena di tungkai atau lengan menuju jantung. Kateter kemudian ditempatkan di bagian jantung penyebab timbulnya aritmia.

Elektrode yang ada di ujung kateter mengeluarkan denyut energi frekuensi radio yang mirip dengan panas microwave. "Denyut ini akan menghancurkan sel otot abnormal yang menyebabkan aritmia," kata dr.Munawar, ketua Divisi Aritmia Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/RSCM Jakarta.

Teknik ablasi yang ada saat ini, tambah Munawar, sudah bisa mengatasi sel otot abnormal yang jumlahnya cukup banyak. "Kalau saraf yang abnormalnya cuma satu, dengan teknologi konvensional sudah bisa. Namun kini sudah ada teknologi baru yang bisa menghilangkan sel-sel otot yang jumlahnya cukup banyak," paparnya dalam acara media workshop penanganan gangguan irama jantung di RS.Jantung Binawaluya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Teknologi ablasi yang terbaru menggunakan pemetaan tiga dimensi dari struktur jantung yang bisa memetakan secara sistmeatis konduksi listrik jantung sehingga bisa diketahui sumber aliran listrik abnormal secara tepat. "Teknik ini bukan pembedahan, hanya memasukkan kateter kecil ke jantung melalui pembuluh darah," katanya.

Angka keberhasilan teknologi ini tergantung dari tingkat kompleksitas aritmia. Pada aritmia yang sederhana, tingkat keberhasilannya mencapai 95 persen, dan mencapai 85 persen untuk aritmia yang sangat kompleks. Efek samping dari prosedur ini juga sangat kecil. "Sesudah tindakan pasien bisa langsung beraktivitas dan tidak perlu lagi makan obat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau