JAKARTA, KOMPAS.com - Mi instan yang merakyat itu kini telah mendunia. Produk ini digemari mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sifatnya yang praktis, bervariasi, rasanya enak, dan harganya terjangkau merupakan daya tarik yang luar biasa. Dari sisi kesehatan, sebenarnya tidak semua orang boleh mengonsumsi mi instan.
Mi instan adalah produk olahan mi yang telah mengalami proses pemasakan lanjutan (instanisasi), yaitu dikukus dan digoreng atau dikeringkan dengan udara panas hingga titik gelatinisasinya, lalu dikemas. Proses ini memungkinkan tingkat kemasakan mi yang sempurna dapat dicapai hanya dalam 3-5 menit perebusan.
Menurut dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari FKUI RSCM Jakarta, orang yang menderita gangguan lambung tidak disarankan untuk mengonsumsi mi. "Untuk penderita sakit maag mi tidak disarankan karena mi mengandung ragi sehingga akan menambah gas di lambungnya," katanya ketika dihubungi Kompas.com, (11/10).
Selain itu, kandungan monosodium glutamat (MSG) pada mi instan juga sebaiknya dihindari oleh pengidap tekanan darah tinggi. "Natrium pada MSG akan membuat tekanan darah tinggi meningkat," ucap salah satu staf pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM ini.
Ia menambahkan, sebagai "pengganjal" perut darurat, boleh saja mengonsumsi mi instan, namun bukan untuk dimakan secara rutin. "Yang terbaik tetaplah makanan yang segar karena nilai gizi dan vitaminnya masih tinggi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.