Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plasenta Bayi Jangan Langsung Dipotong

Kompas.com - 18/11/2010, 13:39 WIB

Kompas.com - Para ahli kandungan dari Inggris menyerukan pada dokter dan bidan untuk tidak tergesa-gesa memotong tali pusat bayi yang baru dilahirkan. Tujuannya supaya lebih banyak sel punca (stem cell) dan nutrisi vital yang dialirkan dari tubuh ibu ke bayi.

Plasenta atau disebut juga tali pusat merupakan saluran suplai makanan dan antibodi dari ibu ke bayi selama di kandungan. Begitu bayi lahir, plasenta akan ikut dikeluarkan dan dipotong. Biasanya plasenta akan dipotong 30 detik hingga satu menit setelah proses persalinan.

Para ahli dari Inggris menyebutkan, ada banyak keuntungan yang diraih bayi jika dokter tidak terburu-buru memotong plasenta. "Dengan membiarkannya sesaat, makin banyak darah yang disalurkan ke bayi dan banyak 'hadiah' berharga yang dimiliki bayi karena transplantasi sel punca alami ini," kata Dr.Paul Sanberg dari Centre of Excellence for Ageing and Brain Repair.

Selama proses persalinan, plasenta dan tali pusat akan berkontraksi dan memompa darah ke bayi. Begitu darah telah mencapai keseimbangan, denyut tali pusat berhenti dan darah berhenti mengalir.

Bila dokter atau bidan menunda memotong tali pusat atau menunggu sampai denyutannya berhenti, maka bayi akan mendapatkan transfer darah secara utuh. Berbagai penelitian juga menunjukkan tindakan tersebut akan mencegah bayi menderita anemia.

"Darah dari tali pusat mengandung sel punca yang sangat berharga. Karenanya proses ini disebut juga sebagai transplantasi sel punca alamiah. Manfaat dan keunikan darah tali pusat, termasuk kemampuannya berdiferensiasi belum banyak diketahui," kata Sanberg.

Sanberg dan timnya menemukan bahwa menunda pemotongan plasenta paling tidak satu menit akan mengurangi risiko berbagai penyakit pada bayi, seperti pernapasan, penyakit paru kronik, anemia, gangguan mata, dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Cellular and Molecular Medicine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com