Bahan pangan dengan parameter IG makin rendah akan makin baik terutama bagi penderita diabetes melitus. Patokannya, IG di bawah 55 tergolong rendah.
IG pada rentang 55-70 tergolong sedang. Kemudian IG dengan angka di atas 70 tergolong tinggi.
”IG pada tepung suweg mencapai 36. Ini tergolong sangat rendah karena jauh di bawah patokan IG rendah dengan angka indeks 55,” kata Didah.
Dengan serat pangan yang tinggi dan indeks glikemik yang rendah, tepung suweg bermanfaat untuk mencegah timbulnya kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi, dan kencing manis atau diabetes.
”Tepung suweg memiliki fungsional sebagai hipoglikemik dan hipokolesterolemik,” kata Didah.
Didah menempuh dua periode untuk meriset tepung suweg ini. Pada awalnya, tahun 2003 hingga 2004. Kemudian dilanjutkan pada 2007 hingga mampu mengukur kandungan serat pangan dan indeks glikemiknya.
”Dengan hasil riset ini, saya mendorong supaya petani mau membudidayakan suweg,” katanya.
Didah pernah membeli suweg di Sumedang, Jawa Barat. Harganya masih sangat murah, tetapi memang jarang ada.
Suweg merupakan tanaman jenis umbi dataran rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Tanaman dengan bentuk umbi setengah bola ini diduga berasal dari India. Kemudian suweg tersebar ke Asia Tenggara sampai kepulauan di Samudra Pasifik.