Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepung Suweg Siap Menyaingi "Oatmeal"

Kompas.com - 21/01/2011, 03:30 WIB

Dengan usia tanam satu tahun, umbi suweg bisa tumbuh mencapai diameter 35 cm. Ini jika ditunjang kesuburan dan kelembaban tanah yang memadai. Suweg juga bagus untuk tumbuh di bawah naungan pepohonan yang menutup sedikitnya 40 persen dari paparan sinar matahari.

Tangkai daun tumbuh di pusatnya. Tangkai daun tumbuh tegak bisa mencapai ketinggian 60-90 cm. Jika daunnya mulai layu, berarti suweg siap dipanen ketika daunnya menunjukkan tanda-tanda mulai layu. Batangnya pun mulai menampakkan warna menguning.

Kulit umbi suweg berwarna coklat tua dengan daging umbi yang berwarna jingga kusam sampai kemerah-merahan. Daging umbi suweg memang bisa menimbulkan gatal karena mengandung kalsium oksalat.

Kalsium oksalat sebenarnya terdapat di hampir seluruh bagian tanaman suweg yang berbentuk jarum halus (raphide). Seperti talas, gatal-gatal akibat mengonsumsi suweg bisa dicegah dengan berbagai cara, di antaranya dengan perendaman ke dalam air yang cukup lama sebelum dimasak.

Kemudian, penyebab gatal itu bisa dihilangkan dengan pemanasan secara intensif. Selain itu, kalsium oksalat dapat dilarutkan dengan asam kuat.

Didah mengatakan, asam kuat yang mudah ditemui di pasaran adalah asam klorida. Namun, asam klorida pun mengandung toksik sehingga sebaiknya digunakan dalam ukuran sangat sedikit.

Asam klorida yang dipakai memiliki kandungan 0,25 persen. Itu pun hanya untuk merendam suweg yang sudah dikupas dan diiris-iris selama 4 menit. Untuk menetralkan kembali kandungan asamnya, dilanjutkan dengan perendaman irisan suweg di larutan kalsium karbonat (soda kue) sebanyak 1 persen selama 5 menit.

Suweg pun siap diolah. Jika ingin ditepung, suweg harus dikeringkan sampai kandungan air maksimal 10 persen. Selanjutnya suweg siap digiling menjadi tepung dengan ayakan 60 mesh.

Melihat khasiatnya, tepung suweg memiliki prospek ekonomi yang bagus. Tentunya berkat riset ilmiah seperti yang dilakukan Didah dan kerabatnya di perguruan tinggi selama ini yang patut mendapatkan apresiasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau