Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengembalikan Pengetahuan Tumbuhan Obat

Kompas.com - 24/01/2011, 09:37 WIB

Pemanfaatan kedawung mulai dari akar, daun, dan buahnya sebagai penguat lambung, yang mencegah dan mengobati gangguan pencernaan. ”Masyarakat Jawa pada masa lalu banyak mengonsumsinya, tetapi sekarang tidak,” kata Ervizal.

Ervizal selama 8 tahun sejak 1992 menerima dana 600.000 dollar AS dari MacArthur Foundation untuk meriset tumbuhan obat, terutama kedawung di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Pohon itu adalah penaung paling tinggi yang keberadaannya makin langka.

Manfaat kedawung beragam. Daunnya bisa untuk obat sakit perut. Bijinya bermanfaat untuk gangguan rasa sakit, seperti nyeri haid, nyeri sebelum bersalin, demam nifas, kolera, sakit perut, mulas, masuk angin, antidiare, karminatif, borok, kudis, sakit pinggang, sakit jantung mengipas, cacingan, radang usus, dan cacar air. Kulitnya juga untuk mengobati kudis. Biji kedawung yang ditumbuk bisa dijadikan sebagai sampo.

Ervizal lalu merekomendasikan kedawung agar dijuluki sebagai pohon raja obat-obatan hutan. Tanggapan pemerintah mudah diraba: tak pernah ambil pusing!

Daun kepayang

Ada istilah Melayu, ”mabuk kepayang”. Istilah itu diambil ketika orang menjadi lunglai atau gontai setelah menghirup asam sianida dari buah kepayang.

Kepayang adalah nama tumbuhan yang sebenarnya akrab dengan kita, khususnya penggemar pindang dan rawon. Kepayang tak lain adalah kluwak atau picung (Pangium edule).

Asam sianida terdapat pada buah kluwak, tetapi mudah menguap bila terkena suhu di atas 26 derajat celsius. Selain mengenal manfaat tumbuhan obat, Ervizal juga dituntut mengetahui sifat lainnya, terutama yang toksik atau beracun.

Buah pada biji kluwak dengan kandungan asam glutamat digunakan sebagai pengganti monosodium glutamat (MSG). Kluwak ternyata baik bagi ibu hamil atau menyusui. Ini karena kandungan zat besi biji kluwak termasuk tinggi. Dilengkapi kandungan vitamin C pula sehingga menjadi antioksidan yang baik.

Manfaat lain juga dapat dipetik dari daun kepayang. ”Orang Melayu dulu sering membawa daun kepayang untuk melaut. Daunnya bisa mengawetkan ikan tangkapan,” kata Ervizal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com