Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Legiun Bakteri Serang Pernapasan!

Kompas.com - 02/02/2011, 10:18 WIB

KOMPAS.com - Akhir Januari lalu, Provinsi Bali geger. Laporan Dinas Kesehatan setempat menyebutkan, 10 orang wisatawan asal Australia yang tengah berlibur di Pulau Dewata diduga mengidap penyakit legionnaire.

Penyakit legionnaire adalah infeksi saluran pernafasan akut yang disebabkan bakteri Legionella pneumophilia dan spesies lainnya dari legionella. Bakteri ini bisa menyebabkan serangkaian penyakit, mulai dari batuk ringan, batuk berdahak, demam hingga pneumonia (radang paru).

Menurut Sardikin Giriputro, Dokter Spesialis Paru dari RSPI Sulianti Saroso, penyakit legionnaire biasa menyerang kaum lanjut usia (lansia) dan orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh.

"Penderita penyakit ini biasanya orang yang berusia 50 tahun ke atas dan terganggu sistem kekebalan tubuhnya," katanya.

Sardikin menambahkan, penyakit legionnare dapat dimasukkan dalam kategori ringan maupun berat. Untuk kategori ringan, gejalanya adalah seperti penyakit flu biasa, batuk kering, dan infeksi saluran pernafasan.

Adapun untuk kategori legionnaire berat, gejala yang muncul biasanya si penderita mengalami demam tinggi hingga tingkat kesadarannya menurun karena oksigen yang diterima tubuh berkurang. "Pada kelompok pasien yang mengalami gangguan kekebalan tubuh, legionnaire bisa menyebabkan kematian," kata Sardikin.

Berasal dari Amerika Serikat

Dia menjelaskan, penyakit legionnaire pertama kali ditemukan di Amerika Serikat (AS) tahun 1976. Saat itu, ada sejumlah veteran legiun asing yang menginap di sebuah hotel di Philadelphia, AS, untuk menggelar konvensi veteran. Ketika itulah, sejumlah veteran diketahui mengalami demam, batuk-batuk, disertai kejang otot.

Ternyata, penyakit itu terus berkembang menjadi gangguan pernapasan akut, sehingga menyebabkan kematian. Tercatat, 221 prajurit terinfeksi penyakit tersebut dan 34 lainnya meninggal dunia. Dari hasil penelitian dinas kesehatan setempat, penyakit itu disebabkan oleh sebuah bakteri yang sebelumnya tidak diketahui. Karenanya, bakteri itu dinamakan legionnella, berasal dari kata legiun.

Tingkat prevalensi (penyebaran) penyakit yang disebabkan oleh bakteri legionella di AS memang cukup tinggi. Setiap tahun, penyakit legionnaire ini menjangkiti sekitar 8.000-18.000 masyarakat AS. Bagaimana di Indonesia?

"Jumlah penderita tuberkulosis (TBC) masih lebih banyak ketimbang infeksi saluran pernapasan yang dipicu bakteri Legionella pneumphilia," kata Ade Rusmiati, dokter spesialis paru-paru dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta.

Bakteri Legionella pneumophilia menjadikan udara sebagai media penularannya. Jarak penularan bakteri ini dapat menyebar melalui aliran udara hingga radius 300 meter. Penularannya juga dapat melalui minum air yang mengandung legionella. Selain itu, bisa melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan pernapasan rumahsakit dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi.

Penetrasi bakteri ke dalain darah ini dikenal dengan istilah bakterimia. Bila aliran darah seseorang terkontaminasi dengan bakteri jahat, seperti legionella pneumphilia, sudah pasti efek samping yang ditimbulkan bakal merugikan orang tersebut.

"Kalau sudah begitu, butuh penanganan khusus, karena bakteri sudah menyebar ke seluruh tubuh pasien," kata Ade.

Catatan saja, masa inkubasi bakteri legionella pneumphilia berkisar 2-10 hari. (Raymond R, Dikky S)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com