KOMPAS.com — Kapankah waktu yang benar untuk melakukan peregangan bagi pejalan kaki? Apakah sebelum ataukah setelah latihan? Temukan jawabannya dalam artikel di bawah ini.
Menurut Chris Freytag, seorang penulis buku Shortcuts to Big Weight Loss and Move to Lose, baik pemanasan dan pendinginan merupakan hal yang penting dalam sebuah program latihan. Chris melihat banyak orang yang sering melewatkan kedua hal yang krusial ini karena faktor waktu yang terbatas atau terlalu sibuk.
Pemanasan bukan hanya mengenai peregangan semata. Seharusnya sebuah pemanasan yang benar dilakukan secara perlahan dan dapat meningkatkan denyut jantung serta pernapasan kita. Pemanasan yang sempurna adalah suatu versi gerakan latihan dengan intensitas rendah dari latihan apa pun yang akan kita lakukan.
Contoh, jika kita ingin berlari, mulailah dengan jalan kaki santai lalu dilanjutkan dengan meningkatkan ukuran intensitasnya. Jika kita ingin bersepeda jarak jauh, awali dengan mengayuh sepeda kita secara perlahan pada permukaan datar sebelum kita menaiki jalan yang mendaki dan mempercepat kecepatan kayuhan kita. Tapi ingat, tujuan kita saat ini adalah untuk mulai meningkatkan suhu dari jaringan otot kita agar menghindari cedera.
Langkah selanjutnya. Tutuplah sesi program latihan kita dengan gerakan pendingin, yang merupakan konsep kebalikan dari pemanasan. Dalam sesi ini, secara perlahan kita ingin menurunkan denyut jantung dan pernapasan kita, serta intensitas dari latihan apa pun yang dipilih.
Waktu terbaik untuk malakukan peregangan harus disesuaikan dengan olahraga yang kita lakukan. Perenganan akan membatu otot kita menjadi rileks dan meningkatkan fleksibelitas tubuh kita sebelum dan sesudah latihan. Hindari melakukan peregangan hingga tahap "menyiksa”. Dikatakan meyiksa jika kita merasa gerakan yang kita lakukan membuat kita merasa itu sudah berlebih.
Banyak orang yang beranggapan mereka dapat menghemat waktu dan ambil “jalan pintas” dengan melewati sesi peregangan. Salah. Jika kita tidak peduli dengan otot-otot kita setelah latihan, maka tubuh kita akan kaku dan merasakan “ngilu” keesokan harinya. Dan jika sudah kaku plus sakit, akibatnya rutinitas olahraga kita akan terganggu. (PreventionIndonesiaonline/Astrid Anastasia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.