Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerawat dan Kutil Terpopuler di Dunia Maya

Kompas.com - 15/03/2011, 10:58 WIB

Kompas.com - Pembahasan seputar penyakit kulit menduduki urutan pertama dalam diskusi-diskusi di dunia maya, terutama twitter, media sosial yang saat ini lagi tren. Penyakit yang dianggap sepele seperti jerawat, kutil atau panu jauh lebih populer dibanding pembahasan mengenai penyakit serius penyebab kematian, seperti jantung atau TBC.

Setelah penyakit kulit, penyakit kedua dalam lima besar topik terpopuler di dunia maya adalah gangguan pencernaan, penyakit menular seperti AIDS, hepatitis B dan influenza, penyakit saluran pernapasan, dan penyakit mental.

Di urutan keenam ada penyakit kardiovaskular yang meliputi hipertensi, serangan jantung dan penyakit jantung, selanjutnya adalah gangguan tidur, penyakit kanker, penyakit metabolik dan di urutan 10 ada topik mengenai penyakit wanita seperti pemberian ASI, menopause dan kontrasepsi.

Data yang dilansir Digital Health Index Asia Pacific itu dikembangkan oleh perusahaan public relation global, Edelman, yang merupakan indeks pertama pada jenisnya yang berupaya mengidentifikasi jenis-jenis diskusi kesehatan yang berlangsung secara online di wilayah Asia Pasifik.

Dari monitoring selama periode Oktober - Desember 2010, ditemukan lebih dari 100.000 percakapan online berkaitan dengan 17 jenis penyakit di 154 kanal internet.

Twitter menempati urutam pertama dari forum dunia maya. Mikroblogging yang murah dan terbuka bagi publik itu memang efektif untuk membahas berbagai topik, mulai dari isu politik, kesehatan, hingga gosip terbaru.

Cukup ramainya arus pembahasan di media internet ini menurut Chadd McLisky, Chairman IndoPacific Edelman, mencerminkan kurangnya interaksi masyarakat dengan profesional kesehatan.

“Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang Indonesia aktif di internet dan mencari tahu mengenai kesehatan mereka berkaitan dengan segala jenis dan keadaan penyakit, dari diagnosis dan pilihan layanan kesehatan hingga produk-produk yang direkomendasikan serta penyedia layanan kesehatan,” kata Chadd.

Fenomena tersebut, menurutnya, seharusnya bisa dimanfaatkan oleh profesional kesehatan, termasuk dokter atau perusahaan farmasi untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penyakit yang didukung oleh bukti ilmiah.

Baca juga Kenali Garam Tersembunyi dalam Makanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com