Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Sebagai Obat

Kompas.com - 11/04/2011, 06:02 WIB

Meski mahal, demi kesehatan tubuhnya, Roffi berlangganan katering seharga Rp 70.000 per porsi, di luar ongkos kirim, selama empat bulan. ”Lumayan berat juga, tetapi mau bagaimana lagi, saya ingin sembuh,” kata Roffi.

Pola makan sembarangan juga membuat tubuh Hendra memberikan sinyal adanya penyakit. Sewaktu masih bekerja kantoran, Hendra memiliki kadar kolesterol dan asam urat yang tinggi. Ini terjadi karena dia sering kali tak bisa menghindar ketika mengajak atau diajak teman makan di restoran. ”Kalau sudah makan di restoran, yang dimakan pasti daging,” kata Hendra.

Takut kondisi tubuhnya semakin tak sehat, Hendra mulai memperbanyak konsumsi sayuran. Kebiasaan baru ini cukup terbantu dengan hobinya berkebun.

Hendra dan Roffi kemudian mengembangkan kebiasaan yang mereka lakukan menjadi bisnis yang berpengaruh positif kepada orang lain. Roffi membuka bisnis katering yang diberi nama Katering Hijau Organik.

Katering ini menyediakan berbagai menu dari produk organik untuk mereka yang mengidap penyakit tertentu, ibu menyusui, menu diet, termasuk untuk pengidap autis dan ADHD. Beberapa kali Roffi bahkan menerapkan program subsidi silang dengan memberikan pelayanan katering gratis untuk kalangan bawah.

Adapun Hendra bersama istrinya, Yosefina Skolastika, membuat rumah makan Sedap Alami, yang produknya berasal dari kebun sendiri.

Membiasakan diri mengonsumsi makanan sehat, dalam hal menjadi vegetarian, dijalani Andri (53) dan Budi Dharma Surya. Budi, yang merupakan master yoga, bahkan sudah meninggalkan daging, ikan, dan telur sejak tahun 1978. Budi pun kini merasa lebih sehat karena lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan.

Pola hidup sehat

Kebiasaan orang-orang mengonsumsi makanan organik atau menjadi vegetarian dinilai dokter spesialis gizi klinik Samuel Oetoro sebagai pola makan yang baik. Tanpa kebiasaan ini, obesitas menjadi salah satu ancaman yang tak bisa dianggap remeh.

Kolesterol tinggi, darah tinggi, serangan jantung, dan serangkaian kondisi lain yang ditimbulkan dari obesitas membuat obesitas dikategorikan sebagai penyakit. ”Ancaman ini terjadi juga kepada anak-anak. Apalagi dengan banyaknya iklan junk food dan minuman kaleng yang menarik perhatian mereka,” kata Samuel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com