Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangan Rumah Tangga Masih Mengkhawatirkan

Kompas.com - 29/04/2011, 08:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS. com - Pencemaran produk pangan menjadi penyebab utama banyak masyarakat menderita penyakit menular maupun tidak menular. Dan untuk kasus ini, pangan olahan rumah tangga rupanya menempati urutan teratas.

“Data KLB (Kejadian Luar Biasa) tahun 2001-2010 mengenai keracunan pangan, masakan rumah tangga  menempati tempat teratas sebanyak 562 kasus,” ungkap Deputi Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga, dalam acara lokakarya Keamanan Pangan Olahan  di Jakarta, Kamis (28/4/2011).

Menurut Roy, penyakit akibat pangan di negara berkembang masih sangat tinggi. Mengacu pada data Badan Kesehatan Dunia (WHO), 70 persen kasus diare terjadi pada anak-anak balita, dan 1,8 juta meninggal dunia per tahun karena diare.

Roy mengungkapkan, agen dugaan penyebab KLB keracunan pangan disinyalir berasal dari mikroba sebanyak 21 persen, dan kimia 13 persen. Adapun 66 persennya tidak diketahui sampelnya.

Ia menjelaskan, produk bahan akan berisiko jika sudah mulai terkontaminasi yang sumbernya berasal dari biologi, kimia dan fisika. Anehnya, lanjut Roy, kontaminasi bahaya biologi, kimia dan fisika dalam pangan terjadi karena ketidaksengajaan, ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat.

Sementara, Prof Dr Ir Dedi Fardiaz, MSc, dari Southeast Asi Food and Agricultural Science and Technology Center (SEAFAST Center) Institut Pertanian Bogor mengatakan, sangat penting memperhatikan keamanan pangan produksi Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP). Pasalnya, pangan yang dihasillan IRTP sebagian besar dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah termasuk anak-anak sekolah.

“Pangan UKM yang tidak aman berdampak dapat membahayakan kesehatan konsumen, bahkan jika berlangsung berlarut-larut dapat berdampak menghambat perkembangan SDM generasi yang akan datang,” ujar Prof. Dedi.

Penyakit karena pangan dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan tubuh untuk mencerna, menyerap atau mendayagunakan zat gizi. Menurut Dedi, penyakit yang lazim terjadi akibat keracunan pangan adalah diare. “Diare menginduksi atau meningkatkan dampak penyakit karena hilangnya makanan, berkurangnya asupan, hilangnya zat gizi dan malabsorsi,” jelasnya.

Sebagai upaya pencegahan keracunan pada pangan, Prof. Dedi memberikan beberapa tips dan masukan yang sederhana, seperti: cuci tangan sebelum mengolah makanan, jangan mengolah pangan tanpa memakai baju, pakai tutup kepala, gunakan celemek, sarung tangan, jangan masak di dekat kandang hewan dan hewan peliharaan, jangan mengolah pangan dekat tempat sampah, dan jangan mengolah makanan di lantai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com