KOMPAS.com - Jika anda mengatakan tidak pernah mengalami stres dalam kehidupan, saya rasa anda adalah pembohong paling besar yang pernah hidup di dunia ini.
Mengapa saya berani mengatakan demikian? Hal ini karena stres sebenarnya adalah sesuatu yang normal terjadi dalam kehidupan manusia. Apa yang membuat orang stres adalah karena keseimbangan (homeostasis) yang terganggu dalam tubuhnya. Respon yang terjadi bisa respon fisiologis (fisik) dan respon psikologis (kejiwaan).
Sebelum ke pembahasan lebih lanjut, saya hanya ingin menekankan bahwa stres yang dimaksud ini adalah kumpulan respon fisiologis maupun emosional terhadap stimulus apapun yang mengganggu keseimbangan seseorang. Stres di sini bukan yang dimaksud sebagai gangguan kejiwaan seperti depresi maupun skizofrenia, yang sering disalahartikan oleh masyarakat.
Stres baik dan stres jahat
Stres tidak selalu buruk. Hans Seyle mengatakan ada dua kategori stres yaitu Eustress dan Distress. Eustress adalah stres yang baik yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu lebih baik lagi. Stres ini diadaptasi dengan baik oleh tubuh sebagai suatu respon yang normal dan memberikan rasa nyaman dalam melakukannya.
Sebaliknya, Distress adalah stres yang buruk, yang membuat orang menjadi tidak nyaman baik secara fisik maupun psikis. Stres ini diakibatkan respon adaptasi yang kurang baik yang dilakukan oleh individu tersebut.
Contoh yang mudah adalah ketika kita sedang macet di jalan. Faktor yang bisa disebut sebagai stresor (hal yang membuat stres) ini bisa diartikan berbeda untuk setiap orang. Bagi yang sedang macet bersama orang yang sedang ditaksirnya, mungkin macet yang lama makin menyenangkan karena waktu bersama akan semakin banyak. Sedangkan jika ada kondisi yang sama buat pasangan yang sedang berkelahi atau sedang ribut, maka respon yang didapatkan akan sangat tidak nyaman.
Jangan dipegang lama-lama
Bila mengikuti hukum fisika, bahwa energi itu akan berpindah dari satu bentuk ke bentuk lain, maka demikian juga dengan stres. Kita sering menjadi tidak nyaman dengan stres karena selain persepsi kita terhadap stres yang negatif, stres ini juga kita pegang terlalu lama.
Perumpamaan yang baik adalah ketika kita memegang sebuah gelas berisi air. Jika kita memegang gelas tersebut hanya dalam waktu 1 menit mungkin tidak akan terasa, tapi coba jika kita pegang dalam posisi yang sama selama 1 jam. Pasti kita akan merasakan yang tidak nyaman. Begitupun juga stresor, hal yang membuat kita tidak nyaman jika kita pegang lama-lama juga akan menimbulkan efek yang tidak nyaman buat tubuh kita.