Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Sedot Lemak Bisa Gemuk Lagi

Kompas.com - 04/05/2011, 06:54 WIB

Kompas.com - Sedot lemak (liposuction) memang efektif untuk membuang kelebihan lemak yang mengganggu penampilan. Sayangnya, hasil dari prosedur yang memakan biaya mahal ini tidak bisa permanen karena lemak sering datang kembali.

Prosedur liposuction bisa dilakukan di berbagai bagian tubuh, seperti perut, betis, paha, lengan atas, bahkan bagian dada pria yang membesar. Jika dilakukan oleh dokter yang berkompeten hasilnya memang efektif.

Namun jika Anda mulai berpikir untuk melakukan prosedur pembuangan lemak ini, ada baiknya Anda juga mengetahui bahwa hasil dari liposuction ini tidak akan permanen.

Para peneliti dari Universitas Colorado, Amerika Serikat, melakukan penelitian mengenai hal tersebut terhadap 14 wanita obesitas yang melakukan liposuction.

Usia rata-rata wanita itu adalah 40 tahun, dan secara umum memiliki berat badan 62,7 kg. Secara umum mereka memang tidak terlihat gemuk tetapi memiliki timbunan lemak yang tidak merata di bagian perut bawah, pinggul, dan paha.

Prosedur sedot lemak yang mereka lakukan menghilangkan sekitar 2,1 persen lemak tubuh atau sekitar 4 kilogram. Kemudian para peneliti membandingkan wanita dari kelompok yang melakukan sedot lemak dengan 18 wanita yang memiliki deposit lemak sama tetapi tidak melakukan liposuction dan tidak melakukan hal apa pun untuk langsing selama setahun.

Kemudian para peneliti mengukur perubahan lemak tubuh kedua kelompok tersebut pada minggu ke-6, setelah enam bulan dan setahun kemudian menggunakan MRI dan foto sinar X.

Pada kelompok liposuction, setahun kemudian tidak ditemukan perubahan signifikan pada lemak tubuh alamiah sejak mereka mulai melakukan sedot lemak. Jaringan lemak terutama muncul kembali di area perut, baik lemak subkutan (di bawah kulit) atau lemak viseral yang terletak lebih dalam di bawah perut. Bahkan, penumpukan lemak di bagian ini tetap terjadi pada mereka yang melakukan sedot lemak di perut.

"Di bagian paha biasanya tidak muncul kembali timbunan lemak, tetapi kemunculannya tetap ada meski sangat pelan," kata peneliti dalam kesimpulan yang mereka tulis di jurnal Obesity.

Para peneliti belum mengetahui mengapa lemak bermigrasi ke bagian perut, namun mereka mengingatkan bahwa lemak viseral lebih berbahaya daripada lemak subkutan karena berkaitan dengan risiko penyakit diabetes dan jantung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com