Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stigma Negatif Persulit Penanganan Kusta

Kompas.com - 30/05/2011, 09:12 WIB

Seoul, Kompas - Stigma negatif dari masyarakat mempersulit penanganan penderita kusta. Penderita kusta sulit mengakses fasilitas umum sehingga secara psikologis makin tertekan.

Demikian hasil penelitian dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Noviyani Sugiyarto, yang dipublikasikan sebagai electronic poster (e-Poster) dalam ”22nd World Congress of Dermatology (WCD)” di Seoul, Korea Selatan, 24-29 Mei, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, A Handoko. Penelitian Noviyani berjudul Stigma of Leprosy in Indonesia Urban and Rural Society merupakan satu dari 2.919 publikasi e-Poster dalam WCD.

Penelitian Noviyani dilakukan lewat focus group discussion dengan membandingkan kondisi dan penanganan penderita kusta di perkotaan dan pedalaman. Noviyani mengambil tempat penelitian di Rumah Sakit Kusta Sitanala, Tangerang, untuk daerah perkotaan dan Puskesmas Larat, Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, untuk daerah pedalaman.

Menurut Noviyani, stigma negatif menjadi masalah karena mengurangi pemenuhan kebutuhan penderita, penderita sulit berinteraksi dengan masyarakat sekitar, dan penderita sulit mengakses fasilitas umum. Stigma negatif terlihat dari perlakuan sebagian masyarakat terhadap penderita kusta, antara lain penolakan makan bersama penderita dan enggan masuk rumah atau berinteraksi dengan penderita.

Bahkan, di beberapa kampung di Tanimbar, penderita kusta sangat terisolasi sehingga mempersulit penanganan mereka. Dari penelitian Noviyani menyimpulkan, stigma terhadap penderita kusta di daerah pedalaman lebih buruk dibanding di wilayah perkotaan.

Noviyani berharap, temuan itu menjadi bahan refleksi bagi semua pihak di Indonesia agar penanganan para penderita kusta makin baik.

Dari laporan Global Leprosy Situation 2010 terbitan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan ketiga dari negara dengan prevalensi (angka kejadian) kusta terbanyak. Jumlah total penderita kusta lama dari 114 negara sebanyak 211.903 orang. Negara dengan prevalensi kusta terbanyak adalah India dengan 87.190 kasus, disusul Brasil 38.179 kasus, dan Indonesia 21.026 kasus.

WHO melaporkan, ditemukan 244.796 kasus baru kusta di dunia. Dari jumlah itu, ada 17.260 kasus baru dari Indonesia.

Kusta adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Di Indonesia, penderita kusta umumnya ditemukan di pedalaman. Peta sebaran kusta di Indonesia menunjukkan, wilayah timur merupakan daerah dengan tingkat paparan tinggi.

Sekretaris Jenderal 22nd WCD Soo Chan-kim mengatakan, e-Poster adalah salah satu wahana publikasi hasil penelitian mengenai penyakit kulit. Selain publikasi, WCD juga menyelenggarakan lebih dari 100 seminar yang diikuti oleh sekitar 12.000 peserta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com