Kompas.com - Eksim susu, yang ditandai dengan bercak merah dan mirip jerawat yang ditemukan di pipi, dahi dan sekitar mulut bayi, merupakan masalah kulit yang paling banyak dialami bayi. Selama ini banyak yang mengira eksim susu ini terjadi karena bayi kecipatran air susu ibu (ASI), padahal sebenarnya ini merupakan tanda bayi alergi.
Ketika gejala-gejala eksim susu ditemukan pada pipi putra pertamanya, Sheemar Rahman Puradiredja (4 bulan), Melanie Putria (29) mengaku sempat merasa kaget. "Setelah disusui timbul ruam-ruam di pipi, tangan dan kaki Sheemar. Tetapi sejak awal dokter sudah memberitahu kalau anak saya ini punya alergi," kata mantan Puteri Indonesia tahun 2007 ini.
Penyebab timbulnya eksim susu atau dalam istilah kedokteran disebut dermatitis atopi ini belum diketahu dengan pasti. Yang pasti, dr.Ari Muhandari Ardhie, Sp.KK, kepala bagian pendidikan dan penelitian dari RSAB Harapan Kita Jakarta, menegaskan bahwa tetesan ASI menyebabkan kulit bayi memerah adalah salah.
"Eksim susu bisa terjadi karena anak juga menderita alergi sehingga ketika si ibu yang masih menyusui mengonsumsi makanan yang bisa mencetuskan alergi, bisa timbul gejala pada kulit bayi," katanya di acara Bunda Pintar Bunda Johnson yang digelar di sebuah mal di Jakarta (18/6).
Pengalaman tersebut juga dirasakan oleh Melanie. Istri dari Angga, vokalis Maliq & d'Essential ini langsung memeriksakan pencetus alergi pada bayinya. "Setelah saya menjaga pola makan saya dengan berpantang susu sapi, telur, kacang-kacangan, juga seafood, kulit Sheemar langsung bersih kembali," paparnya ketika ditemui di acara yang sama.
Berpantang makanan, menurut dr.Ari memang disarankan jika alergi yang muncul cukup berat. Namun ia mengungkapkan gejala alergi, termasuk eksim susu, bisa disebabkan oleh hal lain selain makanan.
"Bisa saja karena anak alergi debu atau karena jamur akibat kurang dijaga kebersihan kulitnya. Keringat juga bisa menyebabkan kulit anak menjadi iritasi sehingga anak rewel karena gatal," imbuhnya.
Yang pasti, menurut dr.Ari, mengoleskan ASI ke susu bayi bukan menjadi solusi untuk mencegah eksim susu. "ASI termasuk dalam bahan kimia sehingga tidak boleh menempel ke kulit bayi karena kulitnya masih sensitif. ASI setajam air liur atau urin sehingga bisa membuat iritasi," katanya.
Untuk mencegah eksim susu, sebaiknya ibu mengetahui apakah anaknya berbakat alergi atau tidak. Bakat alergi diturunkan dari salah satu atau kedua orangtuanya. Jaga kebersihan kulit bayi, pastikan sprai dan sarung bantalnya dalam kondisi bersih, terutama jika anak masih sering gumoh atau muntah.
Untuk menjaga kelembaban kulit bayi, gunakan sabun khusus bayi yang mengandung parfum lebih sedikit sehingga risiko bayi untuk mengalami alergi bisa ditekan. "Jika gejala alergi anak tidak segera membaik, segera bawa ke dokter," pesan dr.Ari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.