Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gizi Buruk, Komoditas Politik Jelang Pilkada

Kompas.com - 08/07/2011, 16:10 WIB

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Meski perhelatan Pemiliham Umum Kepala Daerah Gubernur Sulawesi Barat baru akan dimulai pada Oktober 2011, persaingan memperebutkan pendukung di sejumlah kantong-kantong suara sudah semakin terasa.

Tak berlebihan jika dikatakan, warga miskin yang menderita gizi buruk di sejumlah lokasi pun menjadi ajang perebutan pengaruh. Lihat saja, berbagai organisasi paguyuban dan petugas mulai dari kader posyandu sampai petugas Kementerian Kesehatan silih berganti mendatangi rumah korban.

Tentu, mereka datang mewakili figur-figur tertentu terkait pilkada. Sejumlah lokasi permukiman padat penduduk, seperti perkampungan nelayan di Kelurahan Takatidung, Polewali Mandar, misalnya, sejak sepekan terakhir tak pernah sepi dari kunjungan.

Sayangnya, tak ada aksi nyata, apalagi memberi bantuan ekonomi kepada keluarga korban. Mereka hanya datang menyaksikan dan foto bersama dengan korban, setelah itu pulang.

Tak hanya itu. Perang data korban gizi buruk antarlembaga dan petugas kesehatan pun menjadi ramai di berbagai media. Organisasi Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) bersama sejumlah tim dokternya, misalnya, membeberkan ada sembilan bocah gizi buruk di Takatidung yang datang berobat gratis di posko kesehatan.

Data ini membuat pemerintah kabupaten, provinsi, hingga Kemkes tak nyaman. Dinas Kesehatan Polewali Mandar bahkan langsung membantah data KKMSB tidak benar.

Menurut dinas kesehatan, jumlah korban gizi buruk hanya empat bocah, itu pun dua di antaranya sudah pulih. Lalu apa tindakan nyata yang dilakukan berbagai lembaga dan petugas kesehatan?

Para orangtua bocah hanya disuguhi ceramah agar anak-anak mereka diberi asupan gizi yang cukup untuk menyembuhkan anaknya. Padahal, bocah malang seperti Lastri (18 bulan) ini  tak membutuhkan ceramah petugas, melainkan tindakan nyata, seperti pemberian bantuan makanan dan susu bergizi.

Hernawati, orangtua Lastri (18 bulan) salah satu bocah gisi buruk di Dusun Mangaramba, berharap lembaga apa pun yang datang ke rumahnya tak hanya sekadar menunjukkan empati, tetapi ada langkah nyata untuk menyembuhkan anaknya dari penyakit gizi buruk.

"Saya sih berharap anak saya bisa disembuhkan agar saya bisa beraktivitas kembali dan tidak lagi setiap saat merawatnya," ujar Hernawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com