Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Kedaluwarsa Penuhi Gudang Farmasi Aceh Tengah

Kompas.com - 03/10/2011, 09:57 WIB

TAKENGON, KOMPAS.com — Sedikitnya setengah ton obat-obatan kedaluwarsa tersimpan di dalam Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Aceh Tengah sejak 2008. Pihak DPRK mengkhawatirkan obat-obat kedaluwarsa itu bisa berdampak buruk terhadap lingkungan.

Timbunan obat-obat kedaluwarsa itu ditemukan Pansus II DPRK Aceh Tengah yang sedang bertugas menghitung realisasi penggunaan APBK Aceh Tengah tahun 2010, Sabtu lalu. Anggota Pansus II DPRK Aceh Tengah Bardan Sahidi, Minggu (2/10/2011),  mengatakan, pihaknya menemukan banyak limbah farmasi dari obat-obatan kedaluwarsa Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Aceh Tengah.

Obat yang tak bisa lagi digunakan itu terdiri dari berbagai jenis dan merek berbentuk tablet, kapsul, serbuk, sirup, dan cairan. Menurut Bardan, seharusnya obat-obatan itu sudah dimusnahkan beberapa tahun sebelumnya agar tidak berdampak buruk pada kerusakan lingkungan dan kesehatan warga.

Penyebab menumpuknya obat-obatan itu, menurut Bardan, karena sistem manajemen gudang yang belum tertata rapi, ditambah lagi tumpukan kardus dan bahan berbahaya lain yang tidak terpakai sudah memadati gudang yang sempit. “Seharusnya, sistem keluar-masuk obat-obatan harus rapi dan terkoneksi dengan sistem persediaan gudang,” ujar Bardan Sahidi.

Pansus II DPRK meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mengambil tindakan cepat dan akurat guna menangani penumpukan obat-obatan kedaluwarsa sebelum berdampak buruk dan menimbulkan kerugian lebih besar.

Hingga saat ini, katanya, ketersedian obat sesuai dengan daftar permintaan dari seluruh puskesmas, puskesmas pembantu, dan pos kesehatan desa masih cukup untuk satu tahun angggaran. “Saya akan pantau ketersedian dan jaminan kebutuhan obat-obatan sehingga mampu melayani seluruh kebutuhan obat di Aceh Tengah,” ujar Bardan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tengah dr Sukri Maha mengatakan, hingga kini pihaknya belum memiliki tenaga ahli untuk memusnahkan obat-obatan kedaluwarsa tersebut. Sebagian obat-obatan yang kini kedaluwarsa, menurutnya, adalah sumbangan dari sejumlah NGO asing sejak 2008 yang tidak habis digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com