Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman dan Terapi Jiwa di Sumpeknya Jakarta

Kompas.com - 13/10/2011, 06:56 WIB

Keberadaan taman bukan sekadar untuk mempercantik kota. Taman dan ruang terbuka hijau merupakan salah satu syarat sebuah kota disebut kota sehat jiwa. Dalam bukunya, RTH 30 Persen, Nirwono menuliskan fungsi penting ruang terbuka hijau antara lain sebagai tempat untuk berekreasi, olahraga, wisata hutan, peneduh, dan keindahan kota.

Menurut Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik Psikososial RSJ Soeharto Heerdjan dr Desmiarti SpKJ, ketersediaan ruang publik untuk bersantai dan tempat hiburan murah sangat membantu bagi penderita gangguan jiwa ringan.

”Di taman, orang bisa datang tanpa harus mengeluarkan biaya. Daripada pergi ke diskotek, duduk bersantai di bawah pohon sangat membantu membuat pikiran seseorang rileks. Melihat dan mengalami suasana segar dan santai ada pengaruhnya juga terhadap hormon otak,” katanya.

Jumlah penderita gangguan jiwa ringan di Jakarta semakin banyak. Tahun 2010, ada 159.029 orang yang mengalami gangguan jiwa ringan. Hingga triwulan kedua tahun 2011, sudah ada 306.621 orang yang mengalami gangguan jiwa ringan.

Gangguan jiwa ringan banyak dialami orang di perkotaan. Gejalanya seperti mudah melamun, susah tidur, gangguan makan, atau sukar berkonsentrasi.

Menurut Desmiarti, taman yang hijau dengan fasilitas memadai, seperti bangku yang nyaman, tempat sampah, atau permainan anak-anak, harus diperbanyak di Jakarta. Orang tinggal datang tanpa perlu memikirkan biaya seperti jika mereka pergi ke pusat perbelanjaan.

Di tengah kehidupan di kota besar macam Jakarta yang sarat persaingan dan pola hidupnya cenderung konsumtif, kata Desmiarti, keberadaan taman menjadi penting untuk mengurangi pola hidup semacam itu. Jalan- jalan di tengah suasana hijau dan asri membuat pikiran lebih tenang dan otak terangsang untuk berpikir lebih positif.

Penataan kawasan

Sejumlah kawasan di Jakarta, terutama di kawasan padat penduduk, tidak lagi tersisa ruang untuk taman atau ruang terbuka hijau. Akibatnya, lingkungan itu tidak sehat secara fisik dan mental, serta mudah menimbulkan gangguan mental dan emosional bagi penduduknya.

Daerah padat dengan rumah- rumah sempit yang dihuni lebih dari dua keluarga membuat orang kehilangan kenyamanan di dalam rumah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau