Waktu penting
Kathy menjelaskan, cuci tangan pakai sabun hendaknya dilakukan pada waktu-waktu kritis, yakni sebelum makan, sebelum mengolah makanan, setelah membersihkan kotoran bayi, setelah memakai toilet, dan sebelum menyuapi anak.
Mencuci tangan sebelum mengolah makanan bertujuan mencegah penyebaran bakteri penyebab keracunan makanan. Cuci tangan pakai sabun juga wajib dilakukan sebelum dan sesudah mengolah daging mentah.
Sementara itu setelah memakai toilet atau membersihkan popok bayi, cuci tangan pakai sabun akan mengurangi risiko infeksi penyakit seperti hepatitis A dan salmonela.
Dari data riset dalam program Maternal and Child Health Integrated Program yang digagas USAID dan Unilever, terhadap kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada ibu-ibu di Serang, Banten, terungkap kebiasaan cuci tangan di waktu-waktu penting masih sangat rendah.
Hanya 5 persen responden yang mencuci tangannya pakai sabun sebelum menyiapkan makanan, 10 persen sebelum makan, dan 1 persen sebelum menyusui. Sementara itu ada 0 persen yang mencuci tangan setelah buang air besar dan saat menyajikan makanan.
"Hasil penelitian ini mendorong Unilever, melalui Lifebuoy untuk melakukan program sosialisasi pentingnya pola hidup bersih dan sehat yang menyentuh anak-anak dan balita," kata Amalia Sarah Santi, senior brand manager Lifebouy, dalam acara jumpa pers Hari Cuci Tangan Sedunia di Jakarta.
Sarah menambahkan, kampanye pola hidup bersih dan sehat yang secara konsisten digagas Lifebuoy sejak tahun 2004, tahun ini mengusung tema Gerakan 21 Hari untuk Membentuk Kebiasaan Sehat.
"Gerakan 21 hari ini untuk membentuk kebiasaan sehat di 5 saat penting selama 21 hari berturut-turut tanpa putus. Tujuannya untuk menjadikan kebiasaan sehat di waktu penting ini menjadi perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari," paparnya.
Menurut Sarah, rangkaian kegiatan untuk mendukung gerakan ini pun sudah berjalan sesuai program, antara lain pelatihan untuk para kepala sekolah atau guru, pemilihan dokter cilik, serta seminar di tingkat nasional.
"Kami juga menyediakan perangkat yang edukatif dan fun untuk anak-anak agar mereka tidak bosan dan terus termotivasi untuk melakukan kebiasaan sehat selama 21 hari," imbuhnya.
Menanggapi Gerakan 21 Hari untuk Membentuk Kebiasaan Sehat ini, Yunita optimis akan berhasil. "Pada dasarnya masyarakat mau melakukan cuci tangan pakai sabun, tetapi memang perlu proses untuk mengubahnya," katanya.
Dia juga berpendapat gerakan tersebut akan lebih efektif karena objek utama gerakan itu adalah anak-anak sekolah. "Mereka lebih mudah menangkap hal-hal baru. Selain itu jika anak-anak yang mengingatkan orangtuanya dinilai lebih efektif karena anak-anak dinilai lebih jujur," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.