Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Berbahaya Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 09/12/2011, 14:11 WIB

KOMPAS.com - Memiliki berat badan berlebih seringkali membuat kita kurang percaya diri. Namun hal itu sebenarnya dapat diatasi dengan menerapkan pola makan yang sehat dan rutin berolahraga.

Ironisnya, sampai saat ini masih saja ada pemikiran dan cara-cara tidak sehat yang dilakukan oleh beberapa orang untuk menurunkan berat badan mereka. Mari kita lihat beberapa cara yang populer, dan berbahaya yang dilakukan seseorang untuk menurunkan berat badan, dan melihat apa sebenarnya yang salah dengan cara itu:

* Melewatkan waktu makan, menahan lapar, atau puasa

Ketika Anda berusaha menurunkan berat badan, hal pertama yang terlintas di dalam pikiran adalah dengan makan sedikit, maka berat badan akan turun. Atau mungkin Anda akan berpikir untuk melewatkan waktu makan, terutama ketika sarapan.

Pendekatan ini benar-benar salah! Meskipun cara ini cukup berhasil memangkas berat badan, tetapi Anda juga akan kehilangan otot dan cairan, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan lebih besar.

* Obat-obatan, ramuan, atau suplemen

Cara ini mungkin sekilas terlihat mudah untuk menurunkan berat badan. Namun para ahli mengatakan bahwa kebanyak pil diet hanya diisi dengan kafein dan diuretik yang dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Obat-obatan ini bekerja dengan cara mengurangi nafsu makan dan membuat Anda tidak merasa lapar, sehingga mengurangi jumlah asupan makanan. Akibatnya, tubuh akan mengalami kekurangan energi, yang mengarah ke konservasi kalori.

* Colon Cleansing, detoksifikasi

Colon cleansing merupakan cara untuk membersihkan usus besar dengan menggunakan air yang telah dibersihkan melalui filterisasi (penyaringan), penyinaran dengan ultra violet, dan dipanaskan hingga sesuai dengan suhu tubuh manusia. Tetapi cara ini sesungguhnya tidak akan menghilangkan lemak melainkan hanya air dan tinja saja. Para ahli mengatakan bahwa setiap tubuh manusia sesungguhnya memiliki mekanisme detoksifikasi sendiri yang lebih efisien. Metode ini hanya akan mengacaukan sistem tubuh.

* Obat perangsang muntah, obat pencahar

Pada beberapa orang yang melakukan diet sangat ketat, penggunaan obat perangsang muntah mungkin bisa menjadi pilihan utama. Tetapi Anda harus sadar tentang ancaman dibalik penggunaan obat tersebut. Para ahli mengatakan bahwa isi lambung mengandung kadar asam yang sangat tinggi, sehingga apabila seseorang terlalu sering muntah, bisa menyebabkan erosi pada lapisan kerongkongan, mulut, gigi dan gusi, yang memicu perkembangan kanker.

Bukan hanya itu, intensitas muntah yang terlampau sering juga menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Cara ini sangat berbahaya, kata ahli.

* Berolahraga ekstrem

Melakukan aktivitas olahraga secara berlebihan dan cenderung memaksa tidak ada bedanya dengan diet ketat lainnya (seperti melewatkan waktu makan atau puasa). Cara ini tidak akan efektif untuk menghilangkan berat badan yang Anda diinginkan. Menghukum tubuh Anda sendiri dengan berolahraga ekstrem hanya akan menyebabkan kelelahan, meningkatkan risiko cedera, ketidakseimbangan elektrolit, dan mempengaruhi psikologis Anda.

* Tembakau

Meskipun ini terlihat sedikit gila dan memiliki pengaruh luar biasa, para ahli mengatakan bahwa beberapa orang biasanya akan mengambil produk tembakau untuk menurunkan berat badan. Banyak orang tidak merasa lapar dan kehilangan kehilangan nafsu makan ketika mereka merokok. Namun, tembakau justru akan memicu munculnya masalah yang lebih besar ketimbang hanya sekedar masalah berat badan. Merokok akan membuat Anda berisiko mengalami penyakit seperti kanker paru-paru, gangguan jantung dan stroke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau