Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 dari 16 Kecamatan Rawan Demam Berdarah

Kompas.com - 18/01/2012, 22:42 WIB

LUBUKBASUNG, KOMPAS.com - Sebanyak 13 dari 16 kecamatan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, rawan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) yang dibuktikan hampir semua warga di daerah itu terserang penyakit mematikan ini.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Bakhrizal, di Lubukbasung, Rabu, mengatakan kecamatan yang rawan DBD yakni Kecamatan Lubukbasung, Tanjung Raya, Kecamatan Tanjung Mutiara.

Lalu Kecamatan Ampek Nagari, Ampek Angkek, Canduang, Banuhampu, Ampek Koto, Baso, Tilatang Kamang, Kamang Magek, Sungai Pua dan Kecamatan Kamang Magek.

"Dari 16 kecamatan yang ada, hanya tiga kecamatan yang warganya belum terserang DBD, yakni Palupuh, Malalak dan Palembayan. Namun, tiga kecamatan ini berpotensi terserang DBD karena daerah tersebut berada di tengah-tengah kecamatan yang rawan DBD," katanya, Rabu (18/1/2012).

Dia menyebutkan, pada Januari ini sebanyak 15 kasus DBD terjadi di Kecamatan Lubukbasung berjumlah lima kasus, Banuhampu empat kasus, Sungai Pua satu kasus dan Kamang Magek lima kasus.

Sedangkan pada tahun 2011, kasus DBD berjumlah 58 kasus dan pada akhir 2011 mengalami peningkatan. "Peningkatan terjadi pada November sebanyak 16 kasus dan Desember tujuh kasus, karena pada saat itu curah hujan sangat tinggi," sebutnya.

Untuk mengatasi perkembangan penyakit ini, Dinkes setempat telah melakukan fogging atau pengasapan di daerah rawan DBD.

Namun, petugas mengalami kendala karena tidak adanya kerja sama masyarakat sehingga mereka mengunci rumah saat fogging. "Apabila satu rumah tidak difogging, maka perkembangan nyamuk Aedes Aegypti akan mudah terjadi," katanya.

Selain itu, pihaknya mengharapkan masyarakat untuk membudayakan 3M, yakni menguras bak penampungan air, menimbun kaleng atau tempat yang berpotensi sebagai media perkembangbiakan dan menutup tempat air.

"3M merupakan cara yang efektif memutus mata rantai perkembangan Aedes Aegypti, karena nyamuk ini berkembang biak pada lokasi yang berair di pemukiman masyarakat," katanya.

Sementara Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubukbasung, Hendri Rusdian, menyebutkan sebanyak 33 pasien yang diduga (suspect) DBD dirawat di rumah sakit itu. Semua pasien ini masih diobservasi dan dalam waktu dekat darah mereka akan diperiksa di laboratorium.

Namun, imbuh dia, pada tubuh pasien tersebut sudah mengeluarkan tanda-tanda penyakit DBD, seperti bintik-bintik merah dan demam tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com