Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Modal Semangat hingga Didukung Kekuatan Finansial

Kompas.com - 24/01/2012, 02:56 WIB

Program Tujuan Pembangunan Milenium alias MDGs yang akan berakhir tiga tahun lagi menyisakan serentetan pekerjaan rumah yang harus dikejar. Bukan hanya pemerintah pusat, melainkan juga pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta, dan tiap individu bangsa ini wajib berperan. Ternyata, sebagian di antaranya sudah berusaha mencapainya dengan cara masing-masing.

Ini tampak saat wartawan seharian mengikuti tim penilaian Indonesia MDG Award 2011 untuk kategori air dan sanitasi yang dilaksanakan peserta perseorangan dan perusahaan, Sabtu (21/1), di Jakarta.

Penilaian pertama pada pagi hari dilakukan di sebuah blok perkantoran di Kelapa Gading. Ketika rombongan datang, anggota tim juri, Nafsiah Mboi, yang juga Sekjen Komisi Penanggulangan AIDS, sudah di lokasi didampingi Ufara Zuwasti dari Kantor Utusan Khusus Presiden untuk MDG. Mereka sedang mewawancara Adeline Tiffanie Suwana (13), pendiri organisasi Sahabat Alam.

Ruangan kantor itu sederhana dan berukuran tak lebih dari 30 meter. Di dinding ada sederet foto kegiatan Sahabat Alam serta foto Adeline bersama para figur publik. Ada fotonya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, hingga artis Arie Sihasale-Nia Zulkarnaen.

Sejumlah kegiatan seperti penanaman mangrove, membersihkan sampah, pelepasan tukik di perairan Jakarta, serta sederet penghargaan dan piagam dipamerkan. Organisasi yang bergerak di bidang edukasi lingkungan bagi anak-anak ini sejak giat empat tahun lalu mampu menjaring ribuan anak.

Pada kesempatan itu, Nafsiah berpesan agar Sahabat Alam tidak membatasi hanya berkarya di bidang lingkungan. Adeline diajak memanfaatkan komunitasnya sebagai media edukasi mengenalkan perilaku hidup sehat dan seluk-beluk HIV/AIDS.

”Bagaimana menjadi sahabat alam, tetapi juga menjadi sahabat manusia dan sahabat pembangunan. Karena semuanya itu bertujuan bagi kehidupan manusia,” katanya.

Tanaman

Penjurian berlanjut ke markas PT Astra International Tbk, yang mendapat nominasi kategori air dan sanitasi oleh perusahaan. Tim juri, Nafsiah dan Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, dibawa ke ruang multimedia untuk melihat profil perusahaan dan aksi-aksi yang dilakukan bagi masyarakat dan lingkungan.

Abdul Karim S dari Environment and Social Division Astra International memaparkan sederet kegiatan penanaman di sekolah-sekolah hingga donor darah yang telah dikerjakan perusahaan raksasa itu bersama anak-anak perusahaan serta para karyawannya. ”Setiap penanaman, kami juga yang merawat,” ujarnya.

Setiap tahun, mereka membutuhkan puluhan ribu bibit tanaman terkait program satu karyawan satu pohon. Sejak tahun 2010, Astra bekerja sama dengan Armini Wiendy, dosen Institut Pertanian Bogor, untuk mengembangkan bibit dengan metode kultur jaringan.

Awalnya, dalam program penanaman, perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, alat berat, pembiayaan, dan perkebunan itu membeli bibit dari luar. Biayanya mencapai Rp 1,1 miliar.

Agar terus berlanjut, Astra membuat sendiri bibit-bibit tanaman melalui kultur jaringan oleh anak perusahaannya, Astra Honda Motor (AHM). Jadi, selain membuat sepeda motor, AHM menghasilkan bibit sengon, trembesi, kayu putih, gaharu, dan tanaman perindang/penghias lain.

Agus Subagja dari AHM mengatakan, produksi bibit baru bisa mencapai 60.000 bibit per tahun, masih jauh dari target 100.000 bibit per tahun.

Ufara menjelaskan, delapan sasaran MDGs disederhanakan menjadi empat kriteria, yaitu nutrisi, kesehatan ibu dan anak, air dan sanitasi, serta HIV dan penyakit menular. Para peserta yang mendaftarkan diri untuk mengikuti penghargaan ini berasal dari kategori pemerintah kabupaten/kota, LSM, perusahaan swasta, dan pemuda.

”Total peserta nominasi belum dipublikasikan. Sebanyak 55 peserta dari Sumatera Barat, Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan NTT,” ujarnya. Ini merupakan hasil penyaringan dari 228 pendaftar. Pengumuman pemenang dilakukan 31 Januari-1 Februari 2012 di Balai Kartini Jakarta.

(ICH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com