Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cantik dengan Sulam Alis

Kompas.com - 19/03/2012, 11:24 WIB

Meskipun sedang menjadi tren, pengelola Browhaus di Indonesia, Elly Gozal, mengingatkan, tidak semua orang perlu sulam alis. Banyak pelanggan Browhaus yang cukup dirapikan saja alisnya dengan dicabut dan sesekali diwarnai.

”Sulam alis itu untuk yang bentuk alisnya memang tidak bisa optimal kalau hanya dirapikan. Misalnya, alis yang hanya separuh atau alisnya utuh, tetapi jarang-jarang. Ada juga yang alisnya tinggi sebelah,” kata Elly.

Seperti alami
Sulaman alis sepintas terlihat seperti rambut alis yang tertata halus dan rapi -ada yang sejajar, melengkung searah, lengkap dengan anak-anak rambut- seperti layaknya alis alami. Namun, sulam alis pada dasarnya mengisikan garis pewarna di sela-sela rambut alis yang asli.

”Kalau tato, kan, satu garis solid membentuk alis, sedangkan sulam alis itu arsiran garis berjajar dilengkapi anak-anak rambut halus yang saling silang. Jadi, kesannya natural,” ujar dr Lydia.

Sulam alis bisa dikatakan sebagai pengembangan teknik tato alis. Pada tato, tinta dimasukkan hingga ke lapisan kulit ketiga atau keempat. Karena kedalaman tinta dan jarum itu, rambut alis tak akan tumbuh lagi setelah ditato.

Pada sulam alis, tinta dibubuhkan hanya sampai lapisan kulit pertama atau kedua sehingga rambut alis masih tumbuh. Tinta yang digunakan pada sulam alis juga lebih ringan di kulit karena lebih banyak berunsur organik, seperti ekstrak bunga lili.

Perbedaan lainnya, tato dikerjakan mesin tato berjarum tunggal, sedangkan sulam alis dikerjakan dengan semacam pena. Ujung pena itu seperti sisir berjarum sekitar 14 buah, tetapi sangat halus, jauh lebih kecil dibandingkan dengan jarum pada mesin tato.

”Pada sulam alis penanya tidak pakai motor atau mesin, sepenuhnya digerakkan manual. Karena itu, kedalaman masuknya jarum lebih bisa dikontrol dengan melihat respons kulit,” kata dr Lydia.

Karena pewarna yang digunakan bersifat organik, sulaman alis akan memudar atau menipis sebelum akhirnya hilang sama sekali -biasanya dalam dua hingga lima tahun. Berbeda halnya dengan tinta tato yang permanen.

Sebelum proses sulam dilakukan, pasien menjalani anestesi lokal di kulit alis yang akan disulam.

Dari pengalamannya, dr Lydia mengatakan, ia belum pernah menemui kasus alergi, parut, atau keloid akibat proses sulam alis. Meski begitu, sulam alis sama sekali tidak disarankan untuk pengidap diabetes.

Menjadi cantik tidak dilarang, asalkan tetap sehat.

(Nur Hidayati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com